Djawanews.com – Bio Farma terus memproduksi vaksin COVID-19, hingga kini telah memproduksi 90,1 juta dosis vaksin COVID-19. dari jumlah bulk 123,5 juta dosis yang diterima, baru 110,7 juta dosis yang diolah dan menghasilkan produk sebanyak 90,1 juta dosis vaskin COVID-19.
"65,8 juta dosis di antaranya sudah memperoleh lot rilis, sedangkan sisanya sebanyak 24,3 juta dosis, masih menunggu lot rilis dari Badan POM," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma sekaligus Juru Bicara, Bio Farma, Bambang Heriyanto, Selasa (27/7).
Bambang menyebut total vaksin yang rilis baik Covid-19 produksi Bio Farma dan vaksin jadi (AZ dan Moderna) sebanyak 87 juta dosis. Sedangkan untuk vaksin yang sudah terdistribusi, secara akumulasi total 77,9 juta dosis, terdiri dari CoronaVac sebanyak 3 juta dosis, AstraZeneca sebanyak 9,2 juta dosis, Covid-19 Bio Farma sebanyak 65,7 juta dosis.
Sejauh ini, proses distribusi dari Bio Farma terus berjalan sesuai dengan alokasi yang diberikan Kementerian Kesehatan menggunakan stok yang sudah mendapatkan lot rilis BPOM. "Dengan demikian, dari bulk yang telah diterima oleh Bio Farma sebanyak 123,5 juta dosis, diperkirakan akan dapat menghasilkan vaksin Covid-19 sekitar 99,5 juta dosis vaksin jadi," ujarnya.
Adapun proses pengiriman vaksin Covid-19, baik dalam bentuk barang jadi maupun bulk terus berlanjut. Tercatat, Sejak 6 Desember 2020 hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk, yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish product yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna.
Kemudian proses karantina untuk vaksin ini, tidak hanya dilakukan kepada vaksin Covid-19 dalam bentuk Finish Product saja, tetapi dilakukan juga kepada bulk vaksin. Bahkan untuk bulk vaksin, menjalani proses karantina yang lebih panjang, dibandingkan dengan vaksin dalam kemasan finish product. Dengan demikian, Bio Farma tidak bisa langsung mengirimkan vaksin yang Bio Farma terima, kepada Dinas Kesehatan di Kab / Kota.
"Sebagai contoh untuk jenis vaksin Bulk yang diterima dari Sinovac, Bio Farma harus melakukan karantina seperti uji internal oleh Quality Control (QC) Bio Farma, dan perlu mendapatkan izin rilis dari Quality Assurance Bio Farma, untuk selanjutnya akan masuk ke proses fill and finish di fasilitas produksi Bio Farma," jelas Bambang.
Setelah selesai proses fill and finish pun, produk vaksin Covid-19 yang sudah jadi pun, masih harus melalui proses karantina lagi, sambil menunggu lot rilis, yang dikeluarkan oleh Badan POM. Berbeda dengan vaksin jenis finish product, yang tidak memerlukan COR untuk dapat digunakan oleh masyarakat.
Vaksin COVID-19 akan memasuki final product akan dilakukan sampling BPOM sebelum digunakan oleh masyarakat.
Ingin tahu informasi mengenai berita hari ini lainnya? Pantau terus Djawanews dan ikuti akun Instagram milik Djawanews.