Djawanews.com – Terpantau pada Senin, 6 September pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, meluncurkan guguran lava pijar 19 kali dengan jarak luncur maksimum 1.000 sampai 1.500 meter ke arah barat daya.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, selama kurun itu Merapi juga mengalami 38 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-17 mm selama 14-139 detik, 25 kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-5 mm selama 8-13 detik, 35 kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 3-7 mm selama 7-15 detik, dan dua kali gempa fase banyak dengan amplitudo 5-24 mm selama 5 detik.
"Selama periode pengamatan Senin pagi, asap kawah Gunung Merapi terpantau berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tingginya 50 meter di atas puncak kawah," kata Hanik dalam keterangan resmi dilansir Antara, Senin, 6 September.
Pada periode pengamatan Minggu, 5 September malam pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 11 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.000-2.000 meter ke arah barat daya.
Menurut BPPTKG, status aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak gunung.