YOGYAKARTA - Aktivitas pembangkitan listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, lumpuh total sejak hampir sepekan terakhir. Seluruh turbin PLTA Koto Panjang resmi dimatikan setelah ketinggian air waduk anjlok hingga menyentuh batas operasional terendah, yakni 73,50 meter di atas permukaan laut.
Manajer Unit Layanan PLTA Koto Panjang, Dhani Irwansyah, menjelaskan bahwa penghentian operasi dilakukan sejak 4 November 2025. Langkah tersebut terpaksa diambil karena elevasi air tidak lagi mencukupi untuk memutar turbin secara aman.
“Sampai saat ini seluruh turbin masih berhenti. Kami hanya bisa menunggu hujan turun,” ujarnya.
PLTA Koto Panjang Kritis, Turbin Mati Total Akibat Kekeringan
Penurunan debit air ini disebabkan oleh minimnya curah hujan di daerah tangkapan air waduk atau catchment area. Dampaknya, produksi listrik yang biasanya menyuplai sebagian wilayah Riau dan Sumatera Barat terhenti sepenuhnya. Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan energi di kawasan itu.
Pihak PLTA berharap hujan segera turun agar air waduk kembali naik di atas batas aman. Jika elevasi mencapai setidaknya 73,50 mdpl, turbin PLTA Koto Panjang baru bisa beroperasi normal lagi. Pemerintah daerah bersama PLN disebut terus memantau situasi karena gangguan ini berpotensi memperpanjang ketidakstabilan pasokan listrik di wilayah Riau.
Krisis air di Waduk Koto Panjang menjadi peringatan penting bagi ketergantungan energi pada kondisi alam. Penghentian turbin PLTA Koto Panjang menunjukkan betapa vitalnya pengelolaan sumber air dan ketepatan prediksi cuaca dalam menjaga pasokan listrik nasional tetap stabil.
Demikian informasi seputar berhenti beroperasinya turbin PLTA Koto Panjang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.