Djawanews.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tengah gencar-gencarnya melakukan kunjungan atau lawatan ke berbagai daerah. Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini telah berkunjung ke Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Kalimantan Selatan. Ganjar menemui sejumlah Kepala Daerah dan menghadiri acara yang digelar oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama).
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto memaparkan, tiap kader partai termasuk Ganjar mesti izin jika hendak menghadiri undangan Kepala Daerah asal PDIP. Kendati demikian, ia menyebut tidak mempersoalkan jika Ganjar menghadiri acara yang digelar Kagama.
“Kalau Pak Ganjar Pranowo sebagai kader partai ya harus izin. Misal menerima undangan dari Kepala Daerah PDIP. Tapi kalau sebagai Ketua Kagama, misalnya, ya sama,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Oktober.
Hasto mencontohkan Puan Maharani yang didapuk memimpin rombongan safari ke parpol oleh Ketua Umum, Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, penugasan yang berhubungan dengan komunikasi politik mesti atas restu partai. Adapun ihwal Capres dan Cawapres, Hasto menegaskan seluruhnya merupakan kewenangan Megawati. Menurutnya, semua kader PDIP telah memahami prinsip ini.
“Semua kader partai paham bahwa urusan Capres dan Cawapres itu kewenangan Ibu Mega. Ketika saya bertanya, Ibu Mega menjawab ’Sabar, nanti kita tunggu tanggal mainnya’,” kata dia.
Kunjungan Ganjar Pranowo Untuk Meluaskan Ruang Gerak Politik?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, kunjungan Ganjar bakal memperluas jangkar politiknya. Dia menyebut selama ini Ganjar diharamkan oleh PDIP untuk keliling daerah. Belenggu ini, menurut Adi, merugikan Ganjar karena membatasi ruang gerak sosialisasi politiknya.
“Lawatan Ganjar ibarat sekali dayung, dua pulau terlampaui. Pasti ada keinginan untuk memperluas jangkar politik Ganjar, karena Ganjar diharamkan keliling daerah. Hebatnya dia tunduk dan patuh selama ada larangan ini,” kata Adi kepada Tempo, Kamis, 13 Oktober.
Adi menjelaskan, kunjungan ini bisa membuat publik di berbagai daerah semakin mengenal Ganjar. Apalagi, orang yang telah mengenal Ganjar relatif langsung memilihnya. Adi menyebut elektabilitas Ganjar hampir semua dikonversi menjadi keterpilihan.
Sejumlah lawatan Ganjar Pranowo disebut Adi didasari atas nama Kagama. Menurutnya, payung ini membuat kunjungan Ganjar lebih lentur dan memudahkannya untuk keluar kandang dari Jawa Tengah. “Artinya Ganjar bisa punya dalih, argumen, bahwa ini bukan acara partai atau sosialisasi politik, bukan roadshow untuk kepentingan elektoral. Ini acara silaturahmi, ramah tamah, dan tentunya ini cara paling nyaman untuk menghindari konflik di internal PDIP,” ujarnya.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.