Djawanews.com – Viralnya video TNI memukul warga saat pelaksanaan swab antigen di Desa Sidetapa ditanggapi Kapenrem 163/Wira Satya Mayor Arm Ida Bagus Putu Diana Sukertia. Ia meminta masyarakat melihat peristiwa itu secara utuh sehingga tidak menimbulkan spekulasi berlebihan.
"Menanggapi apa yang beredar di media sosial (video singkat yang beredar) mohon dilihat secara utuh, bukan sepenggal saja tanpa melihat apa penyebab awal atau proses terjadinya," kata Mayor Arm Ida Bagus dilansir dari Antara, Selasa, 24 Agustus.
Ida bagus melihat bahwa pemukulan warga tersebut merupakan tindakan spontan dari aparat TNI dan oknum masyarakat karena seorang pemuda yang menolak di-swab antigen memukul bagian kepala Dandim1609/Buleleng.
Dandim 1609/Buleleng sudah mengupayakan mediasi melibatkan Perbekel Sidetapa dan tokoh masyarakat Desa Sidetapa. Namun belum menemui titik temu karena dari pihak keluarga pelaku yang merasa menjadi korban pemukulan meminta waktu untuk melaksanakan musyawarah dengan keluarga besar.
"Karena situasi belum memungkinkan kegiatan swab test rapid antigen dihentikan oleh Dandim 1609/Buleleng karena masyarakat Desa Sidetapa menolak untuk dilanjutkan kegiatan tersebut," katanya.
Terjadinya pemukulan itu disayangkan Dandim 1609/Buleleng, karena TNI sebagai bagian Satgas COVID-19 melakukan tugas atas perintah perundang-undangan atau aturan yang diberlakukan saat ini dalam situasi pandemi. Selain itu, karena adanya permintaan dari pihak aparat desa setempat.
"Adanya tindakan penertiban atau pendisiplinan justru ada oknum warga yang membahayakan keselamatan petugas, bahkan menantang dan membentak. Saat dikasi tahu baik-baik malah memukul aparat dalam hal ini kepada Dandim 1609/Buleleng hingga harus menerima benjolan dan saat ini sudah divisum," katanya.