Djawanews.com – Kejaksaan Agung menetapkan tiga hakim di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap atau gratifikasi terkait putusan lepas (onslag) dalam perkara korupsi ekspor crude palm oil (CPO). Mereka adalah hakim Djuyamto (ketua majelis), hakim Agam Syarif Baharudin, dan hakim Ali Muhtarom.
"Ketiga orang tersebut adalah ASB selaku hakim PN Jakpus, tersangka AM, tersangka DJU, yang bersangkutan hakim PN Selatan yang saat itu menjabat ketua majelis hakim," kata Dirdik Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar saat konferensi pers di kantornya, Senin 14 April.
Abdul Qohar menjelaskan ketiganya ditunjuk sebagai majelis hakim yang menangani perkara korupsi ekspor CPO setelah ditunjuk Ketua PN Jakarta Selatan, Muhammad Arif Nuryanta.
Setelah terbit surat penetapan sidang, Arif memanggil Djuyamto dan Agam. Arif meminta agar perkara tersebut diatensi dan dia menyerahkan uang dolar sejumlah Rp4,5 miliar.
"Setelah menerima uang Rp4,5 miliar tadi, oleh ASB dimasukkan ke dalam goodie bag. Dan setelah keluar ruangan dibagi kepada tiga orang yaitu ASB sendiri, AL, dan DJU," ungkap Abdul Qohar.
Pada September atau Oktober 2024, Arif memberikan lagi uang dalam bentuk dolar Amerika ke Djuyamto sebesar Rp18 miliar. Uang itu kemudian dibagikan Djuyamto ke Agam dan Ali. Ketiganya disuap agar memberikan putusan onslag.
"Untuk ASB menerima uang dolar dan bila disetarakan rupiah sebesar Rp4,5 miliar. Kemudian DJU menerima uang dolar jika dirupiahkan sebesar atau setara Rp6 miliar, dan AL menerima uang berupa dollar Amerika jika disetarakan rupiah sebesar Rp5 miliar," jelasnya.
Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan. Para hakim ini dijerat Pasal 12 huruf c jo. Pasal 12 B jo. Pasal 6 Ayat (2) jo. Pasal 18 jo. UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Diketahui, Kejagung sebelumnya menetapkan empat orang sebagai tersangka dalam kasus suap pemberian vonis lepas kasus korupsi ekspor CPO.
Empat orang tersangka itu adalah Muhammad Arif Nuryanta; Marcella Santoso dan Ariyanto selaku pengacara; dan panitera muda pada PN Jakarta Utara, Wahyu Gunawan.
Ariyanto dan Marcella Santoso adalah pengacara tiga terdakwa korporasi kasus korupsi minyak goreng dari Permata Hijau Group, Wilmar Group, dan Musim Mas Group.