Djawanews.com – Berdasarkan catatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), minggu ini (13—19/11/2020) telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di Gunung Merapi dibanding minggu sebelumnya.
“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu,” ungkap Hanik Humaida, Kepala BPPTKG, Jumat (20/11/2020), dikutip dari tribunjogja.com.
Akivitas kegempaan Gunung Merapi pada minggu ini tercatat terjadi 262 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 441 kali gempa Guguran (RF), 352 kali gempa Hembusan (DG), 1.939 kali gempa Fase Banyak (MP), 8 kali gempa Tektonik (TT), dan 7 kali gempa Low Frekuensi (LF). Berdasarkan pengamatan di Pos Pengamatan Gunung Merapi Selo pada 16 November 2020 pukul 07.45 WIB, tampak asap berwarna putih dengan ketebalan tipis sampai tebal bertekanan lemah. Ketinggian bumbungan maksimum asap diperkirakan 200 m.
“Guguran teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan dengan jarak luncur maksimal sejauh 2 km di sektor barat ke arah hulu Kali Lamat pada 14 November pukul 06.15 WIB,” lanjut Hanik.
Analisis morfologi terhadap kawah yang berdasarkan foto sektor tenggara pada 19 November 2020 terhadap foto 11 November 2020 menunjukkan bahwa terdapat perubahan morfologi kubah. Perubahan yang dimaksud adalah sebagian kubah lava 2018 runtuh.
Sementara, foto drone pada 16 November 2020 menunjukkan bahwa terjadi perubahan morfologi pada dinding kawah yang disebabkan oleh runtuhnya lava lama.
“Selain itu belum teramati kubah lava baru. Adapun perhitungan volume kubah lava berdasarkan foto drone tersebut sebesar 200.000 m3,” terang Kepala BPPTKG.
Dapatkan berita terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, di rubrik berita hari ini Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, ikuti pula Instagram @djawanescom agar tak ketinggalan info-info unik dan menarik yang lain.