Djawanews.com – Klaim Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan soal big data 110 juta aspirasi publik di media sosial yang mendukung penundaan pemilu 2024 terbantahkan oleh survei yang dilakukan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC).
SMRC menemukan bahwa hanya 10 persen dari peserta survei yakni rakyat yang ingin pemilu ditunda sampai tahun 2027. Pada survei yang dilakukan pada Maret 2022, hasilnya menunjukkan lebih dari 85 persen publik di media sosial tetap mau Pemilu dilakukan pada 2024 tepatnya pada tanggal 14 Februari.
Direktur Riset SMRC Deni Irvani pun mengatakan klaim yang disampaikan Luhut Binsar itu pun menjadi terbantahkan. Ini karena hasil survei menunjukkan hal yang berbeda dengan yang diungkapkan Luhut.
"Kita punya bukti disini, 85 persen dari pengguna media sosial justru ingin pemilu tetap diadakan pada 2024 dengan alasan Covid-19," kata Deni, dikutip dari kanal Youtube SMRC TV, pada Sabtu, 2 April.
Sementara itu, diketahui yang menyatakan tidak tahu/ tidak menjawab dari publik yang mengkuti survei hanya sebesar 5 persen. Dari hasil survei SMRC juga tercatat sebanyak 70 persen publik yang tidak menggunakan media sosial berkeinginan agar pemilu tetap dilaksanakan pada 2024.
Hanya 15 Persen Masyarakat yang Tak Pakai Medsos Ingin Pemilu Ditunda
Selain itu, juga diketahui hanya 15 persen dari publik yang tidak memakai media sosial ingin pemilu diundur pada 2027. Sementara itu ada 14 persen publik tidak menjawab/ tidak tahu.
"Yang pengguna medsos memiliki sikap seperti itu, yang tidak menggunakan medsos kurang lebih sama. Sama-sama menolak gagasan penundaan pemilu," terangnya menjelaskan.
Deni menerangkan survei ini dilakukan pada 1220 responden, mereka dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling terhadap keseluruhan populasi atau warga negara Indonesia.
Pengambilan sampel dilakukan melalui wawancara tatap muka dilakukan pada 13 hingga 20 Maret 2022. Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 1027 atau 84 persen.
Margin of error survei ini dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Diberitakan sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan klaim jika dia memiliki big data yang berisi aspirasi publik di media sosial untuk Pemilu 2024.
Dia menyatakan jika dari data yang dimilikinya ada sekitar 110 juta suara warganet yang menginginkan pelaksanaan Pemilu ditunda.