Djawanews.com – Balai Taman Nasional Komodo (TNK) mempertimbangkan penutupan berkala untuk menjaga keberlanjutan ekosistem. Rencana ini muncul sebagai respons terhadap tingginya aktivitas pariwisata yang dinilai dapat mengancam keseimbangan lingkungan di kawasan tersebut.
Kepala Balai TNK, Hendrikus Rani Siga mengatakan Taman Nasional (TN) Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), rencananya akan ditutup 1 hari dalam 1 minggu.
"Kami lakukan sosialisasi di Labuan Bajo yang dihadiri tokoh agama, masyarakat, dan asosiasi pariwisata, sehingga mereka paham terkait rencana penutupan berkala," katanya, Selasa dilansir ANTARA.
Ia menegaskan penutupan kawasan TN Komodo tidak dilakukan dalam waktu lama atau permanen. "Penutupan untuk mengurangi dampak aktivitas wisata," katanya.
Ia menawarkan penutupan berkala TN Komodo dilakukan sehari dalam sepekan. Namun opsi tersebut masih menunggu hasil kajian oleh Balai TN Komodo bersama pakar konservasi dan pakar ekowisata dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
"Kami harapkan Desember 2024 selesai, tetapi dalam proses ada dinamika, bisa lebih cepat atau lebih lambat," katanya.
Ia menjelaskan seusai kajian penutupan berkala TN Komodo rampung, akan dilakukan konsultasi publik dan sosialisasi. "Jadi ada tahapan pengambilan data lapangan, dianalisis, dan konsultasi publik untuk minta masukan. Kalau diperlukan, kajian lagi, baru sosialisasi dan sepakat sampai pada penerapan," katanya.
Sementara itu, Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi (PJLKK) Direktorat Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nandang Prihadi mengatakan rencana penutupan berkala TN Komodo dilakukan demi pemulihan kawasan.
"Memberikan kesempatan kawasan untuk bernapas, memberikan waktu untuk mereka istirahat dari kunjungan wisatawan," katanya.
“Bukan penutupan yang periodenya panjang, jadi bukan penutupan yang 1 tahun, tetapi ada penutupan terencana reguler,” katanya.