Djawanews.com – Formula E sampai hari ini tak kunjung mendapatkan sponsor dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Padahal, proposal pengajuan sponsor itu sudah disampaikan langsung kepada Menteri BUMN Erick Thohir sejak jauh-jauh hari.
"Yang pasti, BUMN per hari ini belum memberikan sponsornya. Ya sudah, lah, kalau enggak dikasih. Mau diapain? Enggak dipaksa," ucap Ketua Panitia Pelaksana Formula E Jakarta, Ahmad Sahroni di kawasan Ancol, Rabu, 1 Juni.
Hal itu sangat berbeda dari ajang MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, dimana BUMN jor-joran menggelontorkan dana sponsor hingga Rp3,8 triliun.
Menanggapi hal ini, pengamat politik Rocky Gerung mengungkapkan alasan BUMN enggan menjadi sponsor Formula E Jakarta 2022.
Rocky menilai BUMN tidak mau menjadi sponsor Formula E Jakarta 2022 karena adanya indikasi persaingan politik.
Rocky menduga Presiden Joko Widodo telah memberikan instruksi kepada Menteri BUMN Erick Thohir untuk memastikan bahwa elektabilitas Anies Baswedan tidak melejit seiring dengan digelarnya Formula E Jakarta 2022.
“Kalau ini presiden tahu, karena presiden kasih kode pada Pak Erick Thohir supaya ‘Udah, coba dilihat dulu tuh. Jangan sampai elektabilitas Anies tiba-tiba melejit setelah Formula E tuh’, kan ini intinya yang orang bisa baca sampai di situ tuh,” kata Rocky Gerung di kanal YouTube Rocky Gerung Official, dikutip dari wartaekonomi.id, Selasa 31 Mei.
Lantas Rocky membandingkan event Formula E dengan MotoGP di Mandalika. Menurutnya, setelah event MotoGP Mandalika, masyarakat di sana mengeluh karena tidak ada event lanjutan.
Namun, kata Rocky, event Formula E di Jakarta diikuti oleh pelancong, turis, pejabat negara lain yang sedang ada di Jakarta bisa melihat potensi investasi dari Formula E dan Jakarta.
“Jadi sebetulnya, event Formula E di Jakarta lebih penting dengan MotoGP Mandalika. Karena dia built ini dengan investasi bisnis, promosi segala macam. Sebetulnya, tinggal digerakkan sedikit oleh BUMN, maka datanglah orang-orang pasang iklan di Formula E,” kata Rocky.
Namun, menurut Rocky, ajang Formula E ini secara tidak langsung akan berimbas pada meningkatnya citra Anies sebagai calon presiden potensial untuk Pemilu 2024.
Meski demikian, menurut Rocky, Anies telah bicara kemana-mana soal konsep Formula E sehingga lebih mudah diterima masyarakat luas.
“Memang tergantung niat pemerintah, mau pisahkan politik dan reputasi ibu kota atau sekedar ingin memanfaatkan momentum untuk menurunkan elektabilitas Anies Baswedan. Itu buruknya di situ. Padahal, bantu saja DKI, toh itu prestasi pemerintah pada akhirnya,” kata Rocky.
Terkait sponsor BUMN, menurut Rocky, Anies Baswedan akan semakin bersinar secara politik melalui perhelatan Formula E Jakarta dengan atau tanpa dukungan dari perusahaan pelat merah tersebut.
Apalagi Anies telah mempromosikan ajang balap mobil listrik tersebut bahkan sebelum rencana awal digelar yakni pada tahun 2020 lalu.
“Tanpa iklan bisnis, Anies sudah beriklan secara politik, karena dia sudah bicara kemana-mana tentang Formula E dari awal. Itu tergantung pada niat pemerintah, mau pisahkan politik dengan reputasi ibu kota, atau sekedar memanfaatkan momentum untuk menurunkan elektabilitas Anies Baswedan, itu buruknya di situ kan,” ucap Rocky.