Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara baru dari Jakarta ke Kalimantan, rupanya tidak mendapat dukungan penuh dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Menurut Survey IDM mayoritas dari mereka menolak dengan alasan berikut ini!
Seperti yang telah dikatakan oleh Menteri Pendayahunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Syarifuddin, seluruh aparatur sipil negara (ASN) pemerintah pusat siap ikut pindah ke ibu kota negara baru.
Syarifuddin mengatakan ada sekitar 800.000 ASN yang akan berpindah jika ibu kota negara baru resmi dipindah ke Kalimantan.
“ASN pusat sudah ada datanya tinggal ibu kotanya dimana, tinggal pindah. Ya kurang lebih hampir satu juta (orang ASN), sekitar 800.000 (orang ASN),” kata Syarifuddin, Rabu (21/8) lalu.
Menurut Syarifuddin, para ASN mau tidak mau harus ikut berpindah kantor karena kementerian dan lembaga temmpat mereka bekerja juga akan ikut pindah.
Ia memastikan tidak ada ASN menolak pindah ke ibu kota negara baru. Pemerintah juga bakal memberikan insentif bagi para ASN bila ibu kota benar-benar pindah.
Sebanyak 94,7 Persen ASN Tolak Dipindah dengan Alasan Ini
Saat Indonesia Development Monitoring (IDM) melakukan survey terkait pemindahan pusat pemerintah dan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur kepada kalangan ASN pusat.
Dilansir dari Jawapos.com, survei ini berupa tanya jawab kepada 1.225 ASN yang bertugas di pemerintahan pusat.
Hasilnya mengejutkan, hampir seluruh ASN menolak pindah ibu kota baru jika pemerintah Republik Indonesia memindahkan ibu kota ke Kalimantan Timur.
“Didapati Sebanyak 94,7 persen ASN menolak pindah ibu kota baru dan pusat pemerintahan dipindahkan ke Kalimantan Timur dan sebanyak 3,9 persen setuju sisanya abstain,” tutur Direktur Ekskutive IDM, Prasetyo Harliabdi.
Alasan penolakan para ASN tersebut adalah karena fasilitas penunjang di Kalimantan Timur tidak lebih baik jika dibandingkan dengan Jakarta, misalnya fasilitas pendidikan hingga kesehatan.
Selain alasan fasilitas, sebanyak 92,6 persen ASN menyatakan gaji dan pendapatan mereka dinilai tidak akan mencukupi biaya hidup mereka di ibu kota baru Kalimantan Timur.
Menurut survey ini, apabila ASN dipaksa untuk pindah dan bertugas ke ibu kota negara baru, mayoritas ASN atau 78,3 persen akan memilih untuk mengajukan pensiun dini. Sedangkan 19,8 persen mengikuti pindah tugas, selebihnya menjawab tidak tahu.
Survei ini telah dilakukan sejak tanggal 7 Agustus hingga 20 Agustus 2019 di Jakarta. Adapun survey ini menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah responden 1.225 orang. Tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of eror 2,1 persen.