Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi singkat soal lonjakan perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Pemilu 2024 milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
Dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jokowi mengatakan hal itu merupakan urusan partai politik dan seharusnya ditanyakan kepada partai terkait.
"Itu urusan partai, tanyakan ke partai," kata Jokowi, Senin 4 Maret.
Dia juga meminta awak media bertanya kepada KPU RI selaku penyelenggara pemilu terkait dugaan penggelembungan suara yang dilakukan PSI.
"Tanyakan ke KPU," kata Jokowi.
Diketahui, perolehan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang terangkum dalam Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik KPU RI menjadi sorotan. Sebabnya, mengalami kenaikan signifikan, yang kini memperoleh 3,13 persen dalam beberapa hari terakhir.
Sejumlah pihak menuding PSI mencurangi pemilu dengan menggelembungkan suara demi lolos ke Parlemen.
Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Rommy bahkan mengungkapkan dua modus untuk meloloskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ke Parlemen. Salah satunya dengan mencuri suara partai politik lain.
"Belakangan setelah coblosan, kami mendapat informasi ada upaya pelolosan PSI, dengan dua modus," kata Rommy dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu (3/3).
"Memindahkan suara partai yang jauh lebih kecil, yang jauh dari parliamentary threshold kepada coblos gambar partai tersebut, atau memindahkan suara tidak sah menjadi coblos gambar partai tersebut," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie meminta semua pihak tak menyampaikan pernyataan yang tendensius menyikapi rekapitulasi suara KPU.
"Penambahan termasuk pengurangan suara selama proses rekapitulasi adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (2/3).
Dia menambahkan, wajar saja apabila ada kenaikan suara untuk PSI. Sebab KPU RI masih memproses penghitungan suara.
Terlebih, masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung, khususnya di basis pemilih Presiden Joko Widodo yang diklaim menjadi basis suara PSI.
Oleh karenanya, dia menegaskan agar semua pihak bersikap adil dan proporsional. Jangan sampai menggiring opini yang menyesatkan publik.
"Kita tunggu saja hasil perhitungan akhir KPU. Jangan menggiring opini yang menyesatkan publik,” pungkas Grace.