Djawanews.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menangis saat berpamitan dengan Anggota DPR RI dalam rapat penutupan Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2025 bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Tangis haru Sri Mulyani diiringi dengan standing applause dari para anggota Banggar DPR RI yang hadir.
Dengan suara bergetar dan isak tangis, Sri Mulyani mengatakan, masa jabatannya akan berakhir di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Maruf Amin.
"Hari ini adalah titik, titik di mana saya mengakhiri tugas dari kabinet di bawah kepimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin," jelasnya dalam Rapat Banggar Pembicaraan Tingkat I RUU APBN 2025 di Kompleks Parlemen DPR RI, Selasa, 17 September.
Sri Mulyani menegaskan, perjuangan dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia belum berenti dan berakhir.
Tidak lupa, dia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kerja seluruh anggota DPR RI dari jajarannya.
"Saya ingin menyampaikan dalam kesempatan yang baik, selain berterima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi pada DPR, Badan Anggaran, namun juga pada tim kami di Kementrian Keuangan, mulai dari Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Thomas Djiwandono, dan seluruh pejabat Eselon-1 serta seluruh pelaksana," ujarnya.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa seluruh jajarannya di Kementrian Keuangan telah bekerja keras dengan profesionalitas dan integritas yang terus dijaga untuk memastikan bahwa APBN dirancang, dilaksanakan, dan dipertanggungjawabkan dengan baik.
"Saya berharap semua kontribusi dan indikasi ini telah menyumbang membangun Indonesia makasih untuk semuanya. Terima kasih," ucapnya.
Selain itu, Sri Mulyani menyampaikan bahwa harus mempercayai, ikhtiar yang tulus ikhlas tak pernah mengkhianati hasil dan jadikan capaian-capaian baik tersebut untuk menjadi bukti wujud kecintaan pada Republik dan seluruh rakyat Indonesia.
"Saya juga ingin menyampaikan juga permohonan maaf secara pribadi secara tulus, saya yakin sebagai manusia adalah tempat salah dan lupa," tuturnya.
"Saya mohon bapak dan ibu sekalian Banggar, pimpinan dan anggota serta teman-teman di pemerintah, Bank Indonesia untuk menyediakan samudera pengampunan dan maaf," tambahnya.