Djawanews.com – Rezim Joko Widodo (Jokowi) diprediksi akan menjadi musuh bersama pada Pemilu 2024 mendatang. Pasalnya pemerintahan saat ini mempertontonkan ketidakadilan hukum hingga ekonomi secara gamblang.
Hal itu diungkapkan Kuasa hukum Habib Rizieq Shihab (HRS), Aziz Yanuar. Keadaan pemerintah saat ini mendorong kalangan opisisi untuk solid dan bersatu sehingga muncul pemerintahan yang lebih baik pada 2024.
“Kita dihadapkan permasalahan penegakan hukum dan ekonomi, akan ada arah common enemy (musuh bersama),” ujar Aziz, dalam kanal YouTube Refly Harun, dikutip dari Suara, Rabu 20 April.
Aziz menganalisis pihak rezim tak akan tinggal diam dengan potensi menguatnya gerakan opisisi jelang Pemilu 2024. Menurut dia, ada kemungkinan pemerintah akan membuat manuver untuk memperbaiki citra mereka di bidang penegakan hukum maupun ekonomi.
Bahkan, dia menilai tak menutup kemungkinan manuver itu juga berdampak pada Habib Rizieq. Sebagai informasi, Habib Rizieq divonis emmpat tahun penjara atas penyebaran berita bohong terkait hasil tes swab RS Ummi pada 24 Juni 2021.
“Pihak rezim pastinya tidak tinggal diam, sudah jadi perhitungan mereka. Saya yakin akan ada manuver terkait penegakan hukum yang berkeadilan, bahkan kejutan manuver bisa jadi pada Bang Rizieq sendiri (dapat keringanan hukum),” tuturnya.
Oleh karena itu, Aziz mendorong kalangan opisisi bersatu dan meninggalkan baju kelompoknya agar menjadi gerakan yang signifikan. Aziz menegaskan kebutuhan pemerintahan yang adil bukan hanya demi umat Islam semata, tapi untuk seluruh warga Indonesia.
“Keadilan bukan Cuma domain umat Islam, bukan domain pendukung Ahok, bukan domain pendukung Anies (Baswedan), bukan domain pendukung Pak Jokowi, dan sebagainya. Keadilan adalah sesuatu yang dimiliki hati nurani masing-masing.”
Dirinya mencontohkan ribuan umat Islam yang tetap turun mendampingi saat pembacaan vonis HRS beberapa waktu lalu. Aziz menyebut itu hanya contoh kecil semata. Menurut Aziz, sudah saatnya seluruh kalangan bersatu dan menjadikan ketidakadilan sebagai musuh bersama.
“Abaikan identitas politik islam, sekuler, atau siapapun partainya nanti asal usung keadilan (harus solid). Dengan monumen HRS, posisi gaet suara akan semakin besar,” kata dia.
Aziz pun mengkritisi kegagalan partai politik Islam menjadi pemimpin bangsa saat itu. Hal tersebut, menurutnya, karena parpol maupun sistem Islam tidak dipercaya rakyat. Namun rintangan itu dinilainya dapat disingkirkan apabila semua sepakat membawa penegakan hukum dan politik etis sebagai isu besar.
“Selama ini politik Islam huru-hara, pecah. Kalau keadilan, kita punya nurani yang sama,” ujar Aziz Yanuar.