Djawanews.com - Sebuah dokumen berisi rincian penelitian tentang beberapa jenis virus corona di Lab Wuhan, China, berhasil ditemukan. Dokumen itu menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) telah mendanai penelitian tersebut.
Hal ini diungkap oleh media The Intercept. Mereka mengklaim berhasil memperoleh dokumen dengan total 900 halaman setelah menggugat National Institutes of Health (NIH), sebuah badan riset biomedis dan kesehatan publik pemerintah AS, menggunakan undang-undang keterbukaan informasi publik.
Dokumen tebal itu merinci apa yang dilakukan organisasi kesehatan AS, EcoHealth Alliance, yang menggunakan uang negara AS untuk mendanai penelitian virus corona dari kelelawar di Laboratorium Wuhan. Total pendanaan itu tercatat sebesar 3,1 juta dollar AS.
Sementara uang sebesar 599 ribu dollar AS digunakan Wuhan Institute of Virology (WIV) untuk mengidentifikasi dan mengubah virus Corona kelelawar yang kemungkinan menginfeksi manusia.
Meski begitu, temuan ini belum bisa menjadi bukti sah bahwa Lab Wuhan titik pertama penyebaran virus Covid-19. Tapi yang pasti, temuan dokumen itu bikin banyak pihak semakin curiga.
Berisi Informasi Penting
Richard Ebright, ahli biologi molekuler dari Rutgers University menyebut dokumen itu berisi informasi penting. Tentunya soal penelitian di Lab Wuhan dan pembuatan virus baru.
"Virus yang mereka buat diuji kemampuannya untuk menginfeksi tikus yang direkayasa untuk menampilkan reseptor tipe manusia di sel mereka," tulis Ebright kepada The Intercept.
Setelah meninjau dokumen itu, Ebright mengatakan dokumen itu memperjalas dua jenis virus corona baru bisa menginfeksi tikus. Dokumen itu juga menyebutkan proyek paralel antara virus corona terkait SARS dan virus corona terkait MERS.
Temuan dokumen ini membuat Dr Anthony Fauci, penasihatkesehatan utama Presiden AS Joe Biden diminta mundur. Pasalnya, Dr. Fauci dituding berbohong soal dana yang dialirkan ke Lab Wuhan (WIV) untuk riset virus corona.
"Dokumen ini membuat jelas bahwa pernyataan direktur NIH dan Anthony Fauci, bahwa NIH tidak mendukung riset di WIV adalah tidak benar," kritik Richard Ebright.
Sementara beberapa politisi Partai Republik meminta Dr. Fauci bertanggung jawab atas kebohongannya. Hal ini juga memicu reaksi publik hingga netizen yang kesal bahwa pajak negara mereka digunakan untuk mendanai riset virus corona di WIV.