Djawanews.com – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengungkapkan ketidakpuasannya setelah memimpin dan mengepelai PBNU selama 10 tahun terakhir. Ia menyatakan bakal maju lagi dalam Muktamar NU selanjutnya pada pekan depan. Selain itu, Said juga mengungkapkan tidak akan membuka membuka ruang untuk liberalisasi di NU.
Kiai asal Cirebon itu mengaku mimpinya masih banyak untuk membangun NU. Ia ingin NU makin berjaya dengan membuka diri dengan arus globalisasi. KH Said Aqil memaparkan andai dia dipercaya lagi memimpin PBNU, ia akan membawa NU terbuka dengan arus globalisasi tapi tidak liberalisasi.
Kalau memimpin PBNU lagi, KH Said akan meningkatkan dan melanjutkan digitalisasi yang sudah berjalan di NU.
“Penguatan data base kita tingkatkan, sepertu KartaNU (kartu anggota warga NU)” jelasnya dalam bincang di Youtube TVNU pada Kamis 16 Desember.
Selanjutnya, Said Aqil memastikan NU akan terbuka dengan arus globalisasi dengan tetap di bawah bimbingan para ulama dan kyai NU. “Kita membuka diri dengan arus globalisasi tapi tidak liberal. Kalau ajaran liberal sangat bahaya. Kalau kita buka katakanlah kita buka liberalisasi 5 cm yang datang malah 1 meter tuh,” tegas KH Said.
Kiai asal Cirebon ini mengatakan liberalisasi sangat bahaya untuk NU, sebab kalau hal ini di beri ruang, lama-lama kiai tidak dihormati.
“Yang akan datang, lama-lama tidak senang atau anti kitab kuning dan anti pesantren, anti kiai, tak hormat kiai. Itu lama lama gitu, kalau kita buka liberalisasi. Saya mau pertahankan betul, tidak buka pintu untuk liberalisai dan liberalisme,” jelas KH Said.
Tidak Puas 10 Tahun Pimpin PBNU, Said Aqil Masih Ingin Jadi Orang Nomor 1
Kiai Said dinilai sudah mencapai kesuksesan dalam mengepalai NU selama 10 tahun terakhir sebagai Ketua PBNU, namun KH Said mengaku belum puas. Ia masih ingin menjadi orang nomor satu di struktur NU dan mewujudkan mimpinya. Salah satu mimpinya adalah tiap cabang NU memiliki satu perguruan tinggi dan rumah sakit.
“Artinya saya belum puas dengan capaian ini,” ujarnya.
Maka Said menginginkan lebih dari 500 cabang NU punya amal pendidikan dan kesehatan tersebut. “Pengiriman beasiswa (kader NU)lebih ditingkatkan, khususnya ke Amerika, Australia, Jepang ini yang terkait teknologi ya. Yang (beasiswa) agama terus jalan, yang Maroko terus,” katanya.
KH Said Aqil menuturkan bahwa dirinya berharap untuk ke depannya pelajar NU sepulang kuliah di luar negeri menjadi kader NU berwawasan luas dan intelektual cerdas, disamping itu pelajar tersebut juga memiliki kebanggaan sebagai seorang lulusan ponpes.
Untuk mendapatkan warta harian terbaru lainya, ikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.