Dilansir dari blog.netray.id: Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk masih berada di zona merah. Bahkan, saham dengan kode GOTO itu kembali menyentuh batas level penurunan paling bawah dalam sehari atau auto reject bawah (ARB). Harga saham GOTO terus merosot dalam dua pekan berturut-turut. Hal ini disebabkan oleh investor yang gencar melepas sahamnya pasca-periode penguncian atau lock up saham yang berakhir pada 30 November 2022 lalu. Saham GOTO pun merosot 6,96 persen ke posisi harga Rp 107.
Tak hanya PT Goto Gojek Tokopedia Tbk, perusahaan milik BUMN PT. Telkom Indonesia pun tak luput dari sorotan warganet. Sebagaimana diketahui Telkom merupakan salah satu investor dari perusahaan yang melakukan merger pada 1 Januari 2022. Kini Telkom turut merasakan imbas dari anjloknya saham GOTO.
Merespon anjloknya saham GOTO Netray memantau perbincangan warganet terkait GOTO yang sempat menduduki trending topik di Twitter. Netray mengamati perbincangan ini sejak 01/12/2022 sampai dengan 02/12/2022 dengan menggunakan kata kunci saham goto. Tampak pada Gambar 1 berbagai kata populer terkait saham GOTO seperti, tokopedia, telkomsel, laba, kerugian, dan berbagai kata kunci lainnya.
Di Twitter perbincangan terkait saham GOTO mencapai 2.751 cuitan dengan didominasi oleh sentimen negatif. Adapun jumlah impresi pada topik ini mencapai 393,3 ribu dengan berpotensi menjangkau 74,3 juta akun pengguna Twitter.
Untuk mengamati lebih jauh Netray juga mengamati pembahasan media pemberitaan online terkait saham GOTO. Dengan menggunakan kata kunci dan periode yang sama Netray menemukan setidaknya 503 artikel terkait GOTO yang diterbitkan oleh 41 portal media.
Dari 503 artikel tersebut hampir seluruh artikel berkategori keuangan. Saham GOTO yang terus menerus anjlok diketahui merupakan imbas dari aksi jual yang dilakukan oleh investor besar. Para investor tersebut pun memilih untuk menjual saham dengan melihat kinerja keuangan GOTO yang masih sulit. Bahkan diketahui kerugian GOTO membengkak menjadi Rp 20,9 triliun hingga kuartal III-2022.
Anjloknya saham GOTO menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) turut melemah. Hal ini juga menyebabkan timbulnya kemungkinan PHK pada tahun 2023 mendatang. Mengingat kekuatan perusahaan rintisan bertumpu pada investor, maka apabila di tahun 2023 perusahaan masih kesulitan mendapatkan pendanaan bukan tidak mungkin PHK masih menjadi tren yang masif terjadi.
Saham GOTO Anjlok, Warganet: Setara dengan 3 permen Milkita
Harga saham yang terjun bebas menjadi bulan-bulanan warganet, bahkan warganet menyamakan harga 3 permen Milkita setara dengan 12 saham GOTO. Tak hanya menjadi bahan candaan, warganet juga mengaitkan anjloknya saham GOTO dengan perusahaan BUMN Telkomsel yang merugi akibat investasi yang dinilai ugal-ugalan. Hal ini kemudian membuat Telkomsel turut muncul dalam pusaran perbincangan warganet terkait GOTO yang sempat jadi trending. Berikut beberapa cuitan populer warganet.
Sebagai perusahaan milik negara, Telkomsel mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 3 triliun. Kerugian ini menjadi kerugian yang ditanggung oleh negara sehingga warganet menilai diperlukan adanya penyelidikan lebih jauh. Terlebih investasi yang dilakukan oleh Telkomsel ke GOTO dinilai rawan konflik kepentingan atau adanya conflic of interest.
Di Twitter tampak akun @AnthonyBudiawan dan @msaid_didu menjadi akun yang paling populer pada topik ini. Cuitan dari kedua akun tersebut pun masuk dalam kategori tweet populer pada Gambar 5. Keduanya beropini terkait anjloknya saham GOTO dan kerugian yang dialami Telkomsel. Sementara pada kategori Top Portal terlihan Kontan dan Bisnis Indonesia menjadi portal pemberitaan yang paling banyak menerbitkan artikel terkait saham GOTO.
Anjloknya saham GOTO membuat Telkomsel turut menjadi pusat perhatian warganet. Tak heran bila pada kategori top organisasi PT. Telkom Indonesia justru menjadi organisasi yang paling banyak diperbincangkan oleh warganet. Selain Telkom tampak berbagai organisasi lainnya termasuk PT Goto Gojek Tokopedia TBK yang menjadi sumber dari perbincangan dan pembahasan media pemberitaan daring.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah