Djawanews.com – Sejak dini, kita perlu menyadari bahwa kita hidup di wilayah rawan bencana. Kenyataan ini mendorong kita untuk mempersiapkan diri, keluarga, dan komunitas di sekitar kita. Kesiapsiagaan diri diharapkan pada akhirnya mampu untuk mengantisipasi ancaman bencana dan meminimalkan korban jiwa, korban luka, maupun kerusakan infrastruktur.
Mulai dari dalam diri sendiri, kita dapat membantu keluarga dan komunitas untuk membangun kesiapsiagaan, maupun pada saat menghadapi bencana dan pulih kembali pasca bencana.
Pulau Jawa termasuk wilayah Indonesia yang rawan terdampak bencana alam. Mulai dari gempa tektonik yang disebabkan karena posisinya yang berada di kawasan batas lempeng hingga ancaman tsunami di bagian selatan.
Rudi Valinka dengan nama akun @kurawa yang belakangan menarik perhatian netizen dengan cuitannya menyebut ada 4 ancaman bencana alam Besar di Jawa saat ini:
- Gempa Tektonik di Laut range 6-9 mangnitudo sebabkan Tsunami
- Gempa tektonik di darat akibat banyaknya sesar 5-7 magnitudo
- Gempa Vulkanik gunung2 berapi aktif 6-8 magnitudo Tsunami
- Banjir besar,perubahan iklim ekstrim
Lebih lanjut dalam cuitannya, Rudi mengatakan keempat bencana alam tersebut ibarat arisan yang sudah saatnya tiba dalam waktu dekat (siklus rutin).
“Ditambah dengan semakin banyaknya jumlah penduduk dan padatnya pemukiman maka korban akan makin besar. Perbanyak jiwa kemanusiaan dan survival kalian. Alam sedang menuju titik keseimbangan,” tulis Rudi di akun Twitternya, Kamis 1 Desember.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sejak awal tahun hingga November 2022 mencatat bencana alam paling banyak terjadi di Pulau Jawa, khususnya provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Terbaru gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Hingga 29 November 22, korban jiwa akibat gempa bumi di Cianjur telah mencapai 327 jiwa. Pencarian korban yang hilang pascagempa diperpanjang hingga Sabtu, 3 Desember.