Djawanews.com – Dubes RI untuk Singapura, Suryopratomo, memberikan penjelasan terkait kabar dideportasinya Ustaz Abdul Somad (UAS) dari Singapura. Ia mengatakan, dirinya sudah berkomunikasi dengan Otoritas Imigrasi dan Pemeriksaan (ICA) dan mendapatkan keterangan terkait apa yang menimpa UAS.
"Menurut mereka, ICA memang menetapkan not to land (NTL) kepada UAS karena tidak memenuhi kriteria untuk eligible berkunjung ke Singapura," ujar Suryo, dikutip dari kumparan.com.
Sayangnya, ICA tidak mengungkap alasan larangan masuk kepada UAS. Dari keterangan ICA, Suryo memastikan UAS bukan dideportasi melainkan tak diizinkan masuk.
"ICA tidak mau menjelaskan kriteria yang mereka tetapkan. ICA juga tidak mau menjelaskan apakah UAS masuk blacklist mereka atau tidak. NTL umum dilakukan Imigrasi setiap negara. Untuk lebih jelas lebih baik hubungi Kedubes Singapura di Jakarta karena kewenangan itu sepenuhnya ada di Pemerintah Singapura," papar dia.
Diketahui UAS dan rombongan termasuk anak dan istri pergi ke Singapura pada Senin (16/5) dalam rangka liburan. Mereka berangkat dari Pelabuhan Feri Batam dan mendarat di Pelabuhan Tanah Merah pada Senin siang. Namun, UAS kemudian ditahan di sebuah ruangan yang menurutnya mirip penjara. Setelah itu, rombongan disuruh kembali ke Indonesia.
Terkait hal itu, UAS mendesak Dubes Singapura di Jakarta memberi penjelasan.
"Pegawai Imigrasi tidak bisa menjelaskan (mengapa kami dideportasi). Yang bisa menjelaskan Ambassador Singapore in Jakarta. You have to explain to our communities why did your country, why did your government reject us. Why did your government deport us," ujar UAS di kanal Hai Guys Official, Selasa 17 Mei.
"Kenapa? Apa karena teroris? Apakah karena ISIS? Apakah karena bawa narkoba? Harus dijelaskan," tandas ustaz terkemuka di Indonesia ini.
UAS juga mengaku berkas perjalanan yang dibawanya lengkap. "Tidak kurang satu apa pun," ujarnya sembari memberlihatkan dokumen yang dia maksud.
Prosedur pemeriksaan Imigrasi juga telah selesai dilakukan, seperti cap paspor dan scan sidik jari. Saat semuanya beres, UAS yang ada di barisan terakhir di antara rombongan, ditarik oleh petugas.
"Begitu selesai mau keluar, tas ditarik (saya disuruh) masuk," ujarnya.