Djawanews.com – Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKB, Marwan Jafar meminta pemerintah Indonesia untuk memprioritaskan keselamatan dan keamanan Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah setelah tumbangnya pemerintahan Bashar Assad. Menurut informasi yang diterimanya, saat ini terdapat 1.162 WNI di Suriah.
"Dalam situasi perang yang sangat membahayakan ini, keamanan dan keselamatan WNI harus menjadi prioritas utama," ujar Marwan, Rabu, 11 Desember.
Marwan mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus untuk memastikan keselamatan seluruh WNI yang berada di Suriah.
"Komunikasi dan koordinasi yang intens antara Kemenlu dan KBRI sangat penting dalam situasi darurat seperti ini. KBRI harus segera menghubungi setiap WNI dan memastikan mereka dalam kondisi aman," tegas Marwan.
Selain itu, Marwan juga meminta agar pemerintah memastikan pasokan makanan cukup bagi WNI yang berada di Suriah. Dalam situasi konflik, mencari bahan makanan dapat menjadi sangat berbahaya.
"Selain tempat tinggal yang aman, pemerintah juga perlu memastikan bahwa pasokan makanan WNI terjamin. Di tengah kondisi konflik seperti ini, sangat berisiko untuk keluar mencari makanan," ujar Marwan, yang juga meminta agar pergerakan WNI dipantau dengan cermat.
Ia menekankan, WNI sebaiknya tetap berada di dalam rumah untuk sementara waktu demi menjaga keselamatan.
"Pergerakan WNI harus dipantau ketat. Lebih baik tetap berada di rumah karena situasi di luar sangat tidak aman," ujar legislator asal Pati, Jawa Tengah itu.
Marwan, yang pernah menjabat sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, menambahkan, jika situasi semakin memburuk dan nyawa WNI terancam, opsi evakuasi harus segera dipertimbangkan.
"Jika kondisi keamanan semakin memburuk dan mengancam nyawa WNI, maka evakuasi harus dilakukan dengan cepat ke tempat yang lebih aman," kata Marwan.
Sebelumnya diberitakan, kekuasaan Bashar Assad runtuh setelah kelompok oposisi bersenjata mulai memasuki Damaskus dari sisi selatan pada Sabtu, 7 Desember. Kota tersebut jatuh ke tangan kelompok anti-rezim pada Minggu, 8 Desember, setelah pasukan rezim Assad kehilangan kendali.
Sebagai respons terhadap eskalasi konflik tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus telah menetapkan status siaga 1 untuk seluruh wilayah Suriah, mengingat meningkatnya ketegangan antara tentara pendukung Assad dan kelompok oposisi.