Dilansir dari blog.netray.id: Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kini bukanlah rival seperti saat Pemilu 2019. Keduanya telah bekerja dalam satu pemerintahan selama 5 tahun ini. Sambutan positif pun baru-baru ini datang dari Jokowi untuk mendukung Prabowo maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Ia mengatakan bahwa sudah selama dua periode ia menang menjadi Presiden Indonesia dan kini saatnya kepemimpinan berganti.
Jokowi pun berkelakar bahwa selanjutnya menjadi jatah Prabowo untuk menggantikan tampuk kekuasaan. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat memberikan pidato pada acara HUT Partai Perindo, Senin (7/11/22). Sebelumnya, pada Rabu (2/11) saat menghadiri acara Indodefence Expo di Jakarta bersama Prabowo, ia pun melontarkan hal serupa. Bahwa ia sejak awal telah mendukung dan memberikan restu ke Prabowo.
Netray mencoba memantau isu ini di kanal Twitter untuk mengetahui bagaimana respons publik terhadap Jokowi dan Prabowo terkait isu ini dengan menggunakan kata kunci jokowi&&prabowo selama periode 2-8 November 2022. Hasilnya, terdapat 10,4 ribu twit dari 4 ribu lebih warganet yang membicarakan topik ini. Tampak warganet Twitter tertarik memperbincangkan isu ini jika dilihat dari jumlah impresi yang mencapai 3,3 juta reaksi dengan potensi jangkauan hingga 104,5 juta akun.
Perbincangan topik ini banyak memperoleh sentimen positif dengan 4.854 twit. Namun tidak sedikit juga yang memberikan respons negatif. Dari pantauan Netray, isu Jokowi mendukung Prabowo mulai muncul saat Jokowi berada di acara Indodefence bersama Prabowo. Meskipun secara tersirat, ucapan Jokowi tersebut mampu menuai reaksi publik dari pengamat hingga Partai Gerindra sendiri.
Tampak pada tanggal 2-4 November perbincangan terlihat meningkat sebelum akhirnya kembali turun dan memuncak pada 8 November. Hal ini merupakan imbas dari pernyataan Jokowi di acara HUT Perindo pada 7 November 2022 yang kembali melontarkan dukungan untuk Prabowo. Ragam respons warganet kemudian bermunculan hingga mencapai puncaknya pada 8 November 2022.
Twit dengan impresi positif terpopuler datang dari akun berita CNNIndonesia yang membagikan artikel soal dukungan Jokowi untuk Prabowo. Tidak hanya satu dua kali, CNN Indonesia tampak cukup sering membagikan berita serupa dan menuai impresi yang masif sejak 2 November.
Impresi positif lainnya muncul dari akun @BiLLRaY2019. Ia mengutip ucapan Jokowi yang memberi restu dan dukungan untuk Prabowo disertai sematan video Jokowi tersebut saat bertanya jawab dengan wartawan.
Ferdinand Hutahean politikus Demokrat dengan akunnya @FerdinandHutah5 juga tak ketinggalan turut berkomentar soal dukungan Jokowi terhadap Prabowo itu. Ia yakin bahwa Jokowi tersebut sudah melalui perenungan mendalam. Apalagi keterbelahan politik berbasis identitas antara Anies Baswedan versus Ganjar Pranowo memasuki fase membahayakan keutuhan bangsa. Prabowo menjadi pilihan aman untuk perpanjangan tangan Jokowi.
Bahkan akun @kurawa membuat utas terkait ucapan Jokowi tersebut yang panjang hingga mencapai 52 twit. Ia menjabarkan prediksi pribadinya terkait peta politik capres sekaligus membahas Pemilu sebelumnya yang di dalamnya terdapat Prabowo. Ia menyimpulkan bahwa loyalitas Prabowo sudah teruji sehingga mampu meneruskan program-program Jokowi terutama soal pembangunan ibu kota baru.
Di sisi lain, ucapan Jokowi juga menuai respons negatif di jagad Twitter. Akun @oposisicerdas dan CNNIndonesia tampak mencuitkan berita soal Jokowi yang dikritik karena ucapannya. Kata ‘jatah’ menjadi polemik lantaran dapat ditafsirkan sebagai hal yang sudah diatur sebelumnya. Selain itu mendukung menterinya menjadi capres padahal belum mundur sebagai menteri juga dinilai tidak etis.
Nada nyinyir juga datang dari politisi Golkar Andi Sinulingga. Lewat akunnya @AndiSinulingga ia menilai bahwa pidato Jokowi di acara-acara formal lebih banyak membincangkan hal-hal tak bermutu ketimbang soal kepentingan negara yang menginspirasi bangsa.
Jika dilihat melalui kata yang sering banyak muncul, tampak kata gerindra cukup banyak dibicarakan setelah kata prabowo dan jokowi. Hal ini terkait dengan respons partai yang dipimpin Prabowo tersebut menyoal dukungan Jokowi.
Selain itu nama Anies dan Ganjar juga muncul dalam perbincangan isu ini. Kata ‘Anies’ dikaitkan dengan respons partai Nasdem terhadap munculnya dukungan dari sang presiden. Pendukung Anies seolah tak ingin kalah dan menjadikan Prabowo rival kelak dalam Pilpres 2024.
Sedangkan nama Ganjar muncul terkait dengan kedekatannya dengan Jokowi. Adapula yang memprediksi ia akan dipasangkan dengan Prabowo. Bahkan ada yang mempertanyakan jika Jokowi mendukung Prabowo lalu Ganjar akan di kemanakan.
Pantauan Pemberitaan Media Daring Isu Jokowi Dukung Prabowo
Netray juga memantau isu dukungan Jokowi untuk Prabowo dengan kata kunci dan periode pemantauan yang sama di pemberitaan media online. Topik ini sepanjang periode pemantauan cukup masif diberitakan di media online sebanyak 807 berita dari 82 portal media yang muncul selama pemantauan.
Isu Jokowi memberi dukungan menjadi capres 2024 sudah bergulir sejak 2 November 2022 ketika Jokowi menjawab pertanyaan para wartawan di acara Indofence Expo. Meski jawaban masih tampak tersirat, namun hal ini menuai respons dari berbagai kalangan mulai dari partai hingga pengamat. Prabowo sendiri belum berani memperjelas, ia merasa dukungan tersebut dalam konteks pertahanan saat ditanyai para wartawan seperti yang tampak pada berita dari Tribun News dan Detik.
Beberapa partai politik pun turut menanggapi. Partai Amanat Nasional (PAN), melalui Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi meyakini, Presiden Jokowi akan mendukung semua paslon dan menjaga agar kontestasi pilpres berlangsung secara luber, jurdil, berintegritas, dan berkualitas. Dukungannya untuk Prabowo dinilai sikap yang bijak dan negarawan dari Jokowi. Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) juga berkata lewat Ketua DPP PDIP Said Abdullah bahwa ucapan Jokowi itu sebagai bentuk sopan santun dan sikap saling menghargai sesama negarawan. Di sisi lain untuk menyemangati Prabowo maju kontestasi.
Partai Gerindra sebagai yang menaungi Prabowo juga banyak diberitakan dalam berita pemantauan. Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani pada awalnya tidak ingin kegeeran. Ia menilai restu Jokowi adalah bentuk pernyataan Presiden kepada pembantunya di kabinet. Di sisi lain, Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif berharap ucapan tersebut bisa menjadi kenyataan.
Meski tidak begitu banyak, gelombang negatif juga tampak dari beberapa pengamat. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti mengatakan bahwa tindakan Jokowi bisa masuk sebagai pelanggaran etik. Perkataan Jokowi dinilai menunjukkan semacam promosi atau endorsement kepada calon presiden berikutnya dan bisa dimaknai sebagai proses negosiasi politik.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie juga menilai jika Jokowi terlalu banyak drama dan sandiwara. Menurutnya, jagoan sebenarnya bukanlah Prabowo, melainkan Ganjar Pranowo. Secara karakteristik kepemimpinan, Jokowi dengan Prabowo tak memiliki kemiripan. Jerry menyimpulkan bahwa Jokowi di acara HUT Partai Perindo hanya basa-basi politik saja.
Seperti diketahui, Jokowi juga pernah memberi sinyal dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo lantaran kerap terlihat dekat dalam berbagai kunjungan kerja. Dukungan untuk Prabowo kali ini banyak dinilai sebagai endorsement (promosi) sebagai negarawan semata, bukan dukungan resmi seperti deklarasi. Banyak yang beranggapan bahwa Jokowi pada akhirnya pun akan mendukung calon-calon lainnya juga. Hal ini agar program-program yang telah disusun Jokowi dapat dilanjutkan dengan baik oleh kepemimpinan berikutnya.
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah