Dilansir dari blog.netray.id: Netray melakukan monitoring di media sosial Twitter dan platform Babe untuk melihat bagaimana masyarakat di kanal tersebut menanggapi berita varian baru Covid-19, Omicron BA.4 dan BA.5. Hasilnya, isu ini ramai didengungkan oleh media massa tetapi ditanggapi dinggin oleh warganet. Bahkan cenderung acuh dan mengarah pada opini negatif terhadap pemerintah.
Kementerian Kesehatan mengonfirmasi temuan 4 kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia pada 6 Juni 2022. Keempat kasus itu terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kondisi klinis tidak bergejala serta sudah 2 kali vaksinasi. Sisanya 3 orang kasus positif BA.5 merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) delegasi yang menghadiri pertemuan ‘The Global Platform for Disaster Risk Reduction’ di Nusa Dua Bali, Bali pada 23 sampai 28 Mei 2022.
Sejak temuan tersebut, pemberitaan di media massa yang mengangkat soal subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 secara masif menghiasi linimasa. Hingga 16 Juni 2022 Netray menemukan ada seribu artikel dari 81 portal media yang membahas kata kunci “Omicron BA.4”.
Di antara sejumlah portal media yang membagikan topik ini, Detik dan Suara termasuk yang paling gencar menaikkan topik ini. Mereka menyumbang 72-91 artikel terkait topik ini. Yang paling banyak dibahas adalah soal kenaikan kasus Covid-19, karakteristik dan gejala Omicron BA.4 dan BA.5 serta imbauan dari Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait.
Vaksinasi booster menjadi salah satu langkah pencegahan yang paling banyak didengungkan selain kembali memperketat protokol kesehatan. Dari analisis isu pada Gambar 2 di atas juga diketahui bahwa subvarian baru Omicron yang memiliki gejala ringan daripada varian delta ini juga banyak menjadi headline pemberitaan di samping berita soal kenaikan kasus Covid-19 yang menurut data Kementerian Informasi d per 15 Juni telah menyentuh angka seribu kasus.
Bosan Berita Covid Omicron, Anggap Pemerintah Sedang Kampanyekan Vaksin
Namun, agaknya masyarakat mulai jenuh dengan berita tentang temuan baru varian Covid yang tak kunjung usai ini. Di kolom komentar pada platform Babe, Netray menemukan bahwa berita soal Omicron varian baru ini lebih banyak ditanggapi secara sinis, tidak peduli, hingga mengarah pada opini negatif terhadap pemerintah.
Selain rasa bosan yang kerap diungkapkan ketika menanggapi pemberitaan subvarian baru Covid-19, warga Babe banyak yang menilai temuan varian baru yang dibarengi dengan kenaikan kasus Covid-19 ini sebagai bagian dari bisnis vaksin. Pasalnya, media massa kembali ramai menaikkan berita ini bersama dengan himbauan pemerintah untuk melengkapi vaksin dosis 2 hingga booster. Selain itu, prediksi puncak gelombang yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Juli ketika ada momen Idul Adha juga dianggap janggal oleh warga Babe.
Warga Twitter Tidak Peduli Meski Media Massa Aktif Bagikan Isu
Di Twitter, isu ini ramai didengungkan oleh akun-akun portal media massa. Kata kunci “varian && baru && covid”, “omicron ba.4”, dan “omicron ba.5” didominasi oleh sentimen netral dengan porsi 1,6 ribu twit dari total 2,4 ribu twit yang terjaring Netray.
Warga Twitter terlihat senyap dan tidak banyak mengambil bagian untuk merasa panik, khawatir atau membuat diskusi untuk isu ini. Meski menjangkau lebih dari 94,6 juta akun, impresi atau reaksi terhadap isu ini hanya di angka 1,1 ribu dengan 657 akun yang terdeteksi bergabung dalam obrolan topik.
Ketidakpedulian warganet Twitter juga dapat diamati dari siapa saja akun yang paling vokal dan menarik banyak impresi dalam perbincangan ini. Terlihat pada Gambar 6 berikut, sebagian besar akun portal media menjadi yang paling vokal membagikan isu. Bahkan, dari kosakata yang paling banyak muncul dalam twit seperti tertera pada Gambar 7 berikut terlihat bahwa diksi-diksi formal yang mengarah pada keredaksian media massa mendominasi. Tidak ada kata panik, khawatir, takut, sedih, dan lain sebagainya yang lebih mewakili ekspresi masyarakat Twitter.
Artinya, warga Twitter yang mewakili sebagian besar masyarakat pada umumnya memang sudah tidak begitu peduli dengan kabar subvarian baru Covid-19 ini. Dengan kata lain, isu subvarian baru yang mendadak ramai ini hanya banyak didengungkan oleh media dan pemerintah seperti kata warga Babe dan tidak menjadi suatu kekhawatiran atau kepanikan yang dirasakan masyarakat seperti kala varian delta atau Omicron naik pada periode sebelumnya.
Demikian hasil analisis Netray terkait topik ini, simak analisis lainnya melalui https://blog.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID.
Editor: Irwan Syambudi