Djawanews.com – Aktivis Natalius Pigai angkat bicara soal reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Presiden Jokowi. Menurutnya, hal itu menunjukkan Jokowi tidak cakap mengatasi masalah negeri ini.
Natalius Pigai mengatakan, jika seorang presiden cakap dan piawai, maka tidak akan rajin mengotak-atik dan mengganti para pembantunya.
"Anda 4 kali ke pasar beli ikan tapi semua busuk, maka anda tidak cakap belanja. Jika dalam 5 tahun reshuffle lebih dari 2 kali, artinya Anda kapasitas abal-abal jadi pemimpin," kata Natalius Pigai, Kamis 16 Juni.
Pigai kemudian membandingkan keadaan di Indonesia dengan negara maju terkait kebiasaan pemerintah yang kerap merombak kabinet.
"Di US dan Eropa, saya tidak pernah melihat presiden lakukan reshuffle berkali-kali dalam 1 periode. Jadi wajar diolok-olok orang, malu dong!" tandasnya.
Diketahui, Presiden Jokowi resmi me-reshuffle kabinet untuk ketiga kalinya periode kedua bersama Wakil Presiden Maruf Amin pada Rabu, 15 Juni. Jokowi mengangkat Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan RI dan Hadi Tjahjanto sebagai Menteri PAN/RB.
Selain itu, Jokowi juga mengangkat tiga wakil menteri, yakni Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri ATR/BPN, Afriansyah Noor sebagai Wamen Ketenagakerjaan, dan Wempi Wetipo sebagai Wamendagri.
Pada 28 April 2021 lalu, reshuffle dilakukan oleh Presiden Jokowi dengan melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi dan Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek).
Sebelumnya, pada Selasa, 22 Desember 2020, Jokowi-Maruf melantik enam menteri, yakni Tri Rismaharini sebagai Menteri Sosial, Sandiaga Salahuddin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Budi Gunadi Sadikin diangkat sebagai Menteri Kesehatan; Yaqut Cholil Quomas sebagai Menteri Agama. Wahyu Sakti Trenggono diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dan Muhammad Lutfi sebagai Menteri Perdagangan.