Djawanews - Ketua DPR RI Puan Maharani meminta supaya rencana pelaksanaan pembelajaran tatap muka Juli 2021 pada masa pandemi di sejumlah daerah, harus dilakukan dengan hati-hati. Sejumlah persyaratan sebelum memulai pembelajaran tatap muka di sekolah mutlak harus dipenuhi.
Analisa Puan, pembelajaran tatap muka harusnya boleh dilakukan kalau rasio positif Covid-19 berada di bawah lima persen dan angka kematian akibat Covid-19 menurun. Selain itu, guru dan orang tua murid juga sudah divaksinasi.
“Rencana akan dimulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah tentu harus didukung, tapi harus hati-hati, dan penuhi semua syarat-syarat pencegahan penularan virus corona,” ungkap Puan, di Jakarta, Senin (14/6/2021).
Mantan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu menuturkan, sistem tes dan lacak Covid-19 juga harus diperbaiki oleh pemerintah daerah, satgas penanggulangan Covid-19, dan para pihak terkait. Para guru dan tenaga pendidikan juga harus dipastikan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR.
"Sistem tes dan lacak harus diperbaiki. Apabila ada kasus harus dilacak hingga kontak ke-30," ujar Puan.
“Sekolah harus di luar ruangan, dan bila di ruang tertutup harus ada penyaring partikel udara,” sambung perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI tersebut.
Pernyataan di atas juga sudah disampaikan Puan saat datang ke Jawa Tengah dalam kunjungan kerja. Katanya, keputusan terkakhir tetap ada di tangan para orang tua. Pertimbangan mereka mutlak harus jadi masukan para sekolah.
“Tolong tampung aspirasi orang tua yang tidak mau pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka harus ada persetujuan orang tua, tidak dipaksakan,” ungkap Puan.