Djawanews.com - Jawa Tengah juga sudah memulai pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM). Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengecek pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk memastikan protokol kesehatan di sekolah berjalan baik.
Ganjar keliling Kota Semarang, Senin 30 Agustus untuk mengecek proses pelaksanaan PTM itu. Beberapa sekolah yang dilewati dipantau, namun karena masih pagi dan belum ada aktivitas, Ganjar hanya melintas dan tidak berhenti.
Saat tiba di depan SMPN 13 Kota Semarang, Ganjar melihat aktivitas siswa sudah mulai ramai. Ia pun berhenti dan masuk ke sekolah untuk melakukan pengecekan.
Ganjar dengan teliti melihat penerapan prokes saat pelaksanaan PTM di sekolah itu. Mulai dari siswa datang, dicek suhu, cuci tangan dan masuk ke dalam kelas. Saat melihat proses itu, Ganjar menemukan masih ada hal yang harus dievaluasi, yakni siswa berkerumun untuk cuci tangan.
"Ayo antre, jaga jarak ya. Jangan berkerumun. Pak yang seperti ini harus dievaluasi. Kalau bisa tempat cuci tangannya ditambah, jaraknya diatur ya,” pinta Ganjar.
Tak hanya melihat di luar sekolah, Ganjar juga masuk ke dalam untuk mengecek kondisi kelas. Di dalam kelas, Ganjar senang karena penataan ruangan sudah dilakukan, dengan meja siswa berjarak dan diberi sekat-sekat dari plastik.
"Ini bagus, jaraknya jauh dan ada sekatnya,” imbuhnya.
Ganjar meminta pihak sekolah memastikan betul pelaksanaan protokol kesehatan selama PTM. Tidak hanya di sekolah, tapi memastikan prokes dilakukan siswa sejak berangkat hingga pulang ke rumah.
“Anak-anak mesti dicek sejak awal, siapa yang ngantar dan pulangnya bagaimana. Saran saya yang mengantar adalah orang tuanya, sehingga bisa menjamin mereka sehat. Itu yang penting,” ucapnya.
Dari sisi protokol kesehatan, Ganjar melihat persiapan sekolah sudah bagus. Tinggal perbaikan saat anak-anak antre yang harus dilakukan.
“Anak-anak belum biasa mengantre. Jadi kalau mau cuci tangan, mereka berebut di wastafel sehingga terjadi potensi kontak. Maka saya minta dievaluasi, dibuatkan garis-garis dan diatur di setiap titik yang dipakai antre. Misalnya di tempat cuci tangan, masuk kelas dan lainnya,” jelasnya.
Dari sisi kelas, Ganjar melihat konsepnya sudah bagus. Ada jarak yang dibuat dan disekat menggunakan plastik. Jam pelajaran juga dibatasi dengan jumlah siswa yang hanya separuh.
“Polanya sudah bagus, tinggal evaluasi antrean saja untuk perbaikan,” ucap gubernur.
Dia meminta semua sekolah yang menggelar PTM di Jateng benar-benar melaksanakan protokol kesehatan. Tidak boleh ada yang abai terkait hal itu, karena menyangkut keselamatan siswa.
Sementara itu, Plt Kepala Sekolah SMPN 13 Semarang, Joko Winarno mengatakan, PTM di sekolahnya digelar dengan protokol kesehatan ketat. Siswa yang masuk dibatasi 50 persen, dan jam belajar dibatasi dua jam perhari.
“Setiap kelas itu maksimal 50 persen dari total rombongan belajar. Kalau satu rombel itu ada 32 siswa, maka yang masuk sekolah hanya 16 siswa, sisanya tetap belajar dari rumah,” ucapnya.
Joko mengatakan, dalam sehari siswa hanya akan belajar empat mata pelajaran dengan estimasi waktu maksimal 30 menit per mata pelajaran. Dalam seminggu, pihaknya akan menggelar PTM selama empat hari.