Penggunaan teknologi canggih di PLTU Celukan Bawang diklaim dapat mengatasi kerusakan lingkungan akibat penggunaan batubara.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng Bali memiliki kontribusi penting dalam sistem kelistrikan di Jawa-Bali.
Sumber energi listrik yang dibangun oleh PT General Energy Bali ini telah menampung sekitar 40 persen dari total kelistrikan di Pulau Dewata tersebut. Sisanya, disuplai oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang didapat dari sejumlah pembangkit yang tersebar, termasuk di Pulau Jawa.
PT General Energy Bali terapkan teknologi Canggih di PLTU Celukan Bawang
Pada Februari lalu, komisi VII DPR RI memakai masa reses untuk meninjau pasokan listrik di Bali. Mereka lantas mengunjungi PLTU Celukan Bawang yang telah berperan penting dalam membuat Bali tetap menyala.
Dalam reses tersebut, Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan menyampaikan tingkat pasokan listrik di wilayah Bali sudah terpenuhi dengan baik. Dia juga berpesan kepada PLTU Celukan Bawang untuk terus berkoordinasi dalam meningkatkan kebutuhan listrik di bali yang terus meningkat.
Selain itu, Irawan juga meminta agar PLTU Celukan Bawang tetap menjaga kelestarian lingkungan dan Pariwisata di Bali.
Direktur Teknik PT General Energy Bali Agus Darmadi mengungkapkan, kedatangan sejumlah anggota dewan ke Celukan Bawang memang untuk memastikan pasokan listrik di wilayah Bali tetap terjaga.
Selain itu mereka juga mengecek masalah polusi lingkungan yang dapat membahayakan warga dan juga para wisatawan.
Untuk mengatasi hal tersebut, Agus mengungkapkan, PLTU Celukan Bawang telah menerapkan berbagai SOP dan teknologi canggih untuk menjaga kelestarian lingkungan di Pulau Dewata.
“PLTU Celukan Bawang dikembangkan dengan teknologi yang canggih. Dilengkapi peralatan untuk ramah lingkungan. Seperti FGD (Flue Gas Desulphurisation) hingga ESP (Electrostatic Precipirator),” ujar Agus Darmadi di Bali pada Februari Silam.
Dia menambahkan, FGD digunakan untuk menagkap sulfur untuk mengatasi terjadinya hujan asam. Adapun ESP berperan dalam menangkap abu yang berasal dari proses pembakaran hingga 99,5 persen sebelum akhirnya dikeluarkan melewati cerobong asap.
Asal tau saja, ada dua jenis abu yang dihasilkan dari pembakaran yakni fly ash dan bottom ash. Fly ash merupakan jenis abu dengan ukuran yang sangat kecil.
Sedangkan bottom ash merupakan abu dari hasil pembakaran yang biasanya menempel pada dinding-dinding cerobong asap dan kembali jatuh ke bagian bawah.
“Sisa dari abu tersebut akan ditangkap oleh FGD,” terang Agus.
Agus mengklaim, PT General Energy Bali melalui PLTU Celukan Bawang telah mengatasi dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan dari penggunaan batubara dengan sangat maksimal. Pasalnya PLTU Celukan Bawang telah menggunakan energi canggih untuk mengatasi limbah dari batu bara.