Djawanews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya mengalahkan Kamala Harris dalam Pilpres Amerika Serikat 2024. Dia mengatakan Moskow siap berdialog dengan presiden ke-47 Amerika tersebut.
Dalam pernyataan publik pertamanya sejak kemenangan Trump, Presiden Putin mengatakan politisi Partai Republik itu telah bertindak seperti pria sejati selama upaya pembunuhan terhadapnya saat berpidato dalam kampanye di Pennsylvania pada Bulan Juli.
"Menurut pendapat saya, ia berperilaku dengan cara yang sangat benar, berani, seperti pria sejati," kata Putin di klub diskusi Valdai di resor Laut Hitam Rusia, Sochi, dikutip dari Reuters 8 November.
"Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepadanya atas pemilihannya."
Lebih lanjut Presiden Putin mengatakan, pernyataan yang dibuat Trump selama kampanye pemilihan tentang Ukraina dan pemulihan hubungan dengan Rusia patut mendapat perhatian.
"Apa yang dikatakan tentang keinginan untuk memulihkan hubungan dengan Rusia, untuk mengakhiri krisis Ukraina, menurut pendapat saya, setidaknya patut mendapat perhatian," ungkap Presiden Putin.
Diketahui, Trump selama kampanye sebagai calon preside mengatakan, ia dapat membawa perdamaian di Ukraina dalam waktu 24 jam jika terpilih, tetapi belum memberikan banyak perincian tentang bagaimana ia akan berusaha mengakhiri perang darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Kepala Kremlin berusia 72 tahun itu hanya memberikan satu catatan peringatan: "Saya tidak tahu apa yang akan terjadi sekarang. Saya tidak punya petunjuk."
Ketika ditanya oleh seorang penanya tentang apa yang akan ia lakukan jika Trump menelepon untuk mengusulkan pertemuan, Putin mengatakan ia siap untuk melanjutkan kontak jika pemerintahan Trump menginginkannya, dan siap untuk berdiskusi dengan Trump.
Rusia dan Trump telah berulang kali menepis sebagai omong kosong beberapa klaim di media Barat, Trump adalah semacam agen pengaruh Rusia. Pejabat Rusia mengatakan, selama masa jabatan pertamanya, dari 2017 hingga 2021, Trump bersikap keras terhadap Rusia.
Sementara, Penyelidik Khusus AS Robert Mueller yang menyelidiki tuduhan kolusi antara kampanye Trump dan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 mengatakan dalam laporan tahun 2019.