Djawanews.com – Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan dukungan negaranya terhadap kawasan Timur Tengah yang bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal. Namun, dia menekankan syarat bahwa Israel juga tidak boleh memiliki senjata jenis tersebut.
"Iran siap bekerja sama untuk meningkatkan keamanan dan memperkuat stabilitas dan perdamaian di kawasan tersebut," kata Peseshkian dalam percakapan telepon dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi dilansir ANTARA dari Sputnik-OANA, Kamis, 26 Juni.
"Kami setuju untuk menciptakan kawasan yang bebas dari senjata nuklir dan senjata pemusnah massal, tentu saja, dengan syarat bahwa kawasan itu juga mencakup Israel, karena tindakan negara ini baru-baru ini tidak memberikan ruang bagi kepercayaan apa pun padanya," lanjut Presiden Iran.
Sebelumnya, situasi di Timur Tengah meningkat pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran, menuduhnya melaksanakan program nuklir militer rahasia.
Teheran membalas dengan menyerang target militer di dalam Israel. Pada tanggal 22 Juni, pesawat bomber AS menyerang tiga lokasi nuklir Iran — Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Kemudian pada Senin (23/6), Iran melancarkan serangan rudal di Pangkalan Udara Al Udeid milik AS di Qatar sebagai langkah tanggapan atas serangan AS tersebut.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Senin malam Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang, setelah 24 jam, akan menjadi akhir resmi dari "perang 12 hari."
Pada Selasa (24/6), Trump mengatakan gencatan senjata antara Iran dan Israel berlaku dan mendesak kedua belah pihak untuk tidak melanggarnya.
Sebelumnya, perwakilan tetap Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, pada Minggu (22/6) menyerukan agar fasilitas nuklir Israel ditempatkan di bawah pengawasan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).