Djawanews.com – Presiden Jokowi (Joko Widodo) kembali mengingatkan perkara gawatnya kondisi global saat ini yang membuat harga pangan hingga energi meroket. Sebab usai pandemi COVID-19, ekonomi dunia kini dibikin khawatir dengan adanya perang di Eropa.
Sejumlah negara di dunia yang tak tahan dengan melambungnya harga komoditas pun mengambil keputusan menaikkan harga BBM. Menurut Presiden Jokowi, di Jerman sudah menjual bensin Rp31.000 per liter, naik dua kali lipat.
"Di Singapura (bensin) Rp32.000. Di Thailand Rp20.800 kalau saya rupiahkan. Di Amerika Rp18.000 kurang lebih. Kita (pertalite) masih Rp7.650," kata Jokowi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V Pro Jokowi (Projo), di Magelang, Jawa Tengah pada Sabtu, 21 Mei.
Presiden Jokowi Sebut Subsidi BBM yang Ditanggung Kas Negara Meledak?
Meski begitu, Jokowi juga menyinggung soal subsidi energi di APBN. Imbas dari naiknya harga minyak mentah dunia, sementara harga BBM pertalite ditahan, membuat alokasi subsidi energi yang ditanggung kas negara jadi besar sekali.
"Masalahnya adalah tahan kita sampai kapan kalau perangnya enggak rampung-rampung?" lanjut Jokowi yang juga Ketua Dewan Pembina Projo.
Selain perang Rusia dan Ukraina, saat ini pun tengah ramai ketegangan China dan Korea Utara yang juga mengkhawatirkan global.
Presiden Jokowi menjelaskan bahwa sementara untuk wabah pandemi, Indonesia sudah lebih baik karena kasusnya semakin landai. Dia membandingkan dengan di Eropa yang kasus wabah ini masih tinggi. Pun di Amerika, menurutnya, saat dia 10 hari lalu ke sana, kasus hariannya masih 78.000 kasus.
"Negara lain masih pada proses mengatasi yang namanya pandemi. Sekali lagi ini yang harus kita syukuri, kita masih tahan dengan harga pertalite Rp7.650," pungkas Presiden Jokowi.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.