Djawanews.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan akan membahas isu perdamaian saat menerima kunjungan pemimpin umat katolik dunia, Paus Fransiskus di Istana Merdeka pada 4 September 2024. Menurut Jokowi, perdamaian merupakan isu penting yang berkaitan dengan Paus Fransiskus.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Jokowi usai meresmikan Bendungan Leuwikeris serta modernisasi dan rehabilitasi Daerah Irigasi Menganti Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, hari ini.
"Yang berkaitan utamanya dengan perdamaian. Saya kira itu yang sangat penting yang akan kita bicarakan dengan beliau," kata Presiden Jokowi dilansir dari Antara, Kamis, 29 Agustus.
Presiden Jokowi menyebutkan bahwa agenda utama pertemuan dengan Paus Fransiskus akan membahas upaya penyelesaian konflik-konflik dunia, termasuk situasi di Gaza dan Ukraina, serta konflik-konflik kecil lainnya.
"Agar perdamaian di seluruh konflik perang, baik yang ada di Gaza, baik yang ada di Ukraina, dan konflik-konflik sedang, kecil, lainnya, yang juga ada di beberapa negara juga bisa kita selesaikan," ujar Jokowi.
Jokowi juga menyatakan niatnya untuk mendampingi Paus Fransiskus dalam agenda kunjungannya ke Masjid Istiqlal atau Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, sebisa mungkin.
"Ya, sedapat mungkin saya akan bersama beliau," ujar Jokowi.
Sebelumnya diberitakan Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Antonius Subianto Bunjamin mengatakan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia adalah untuk membawa misi kemanusiaan dan misi persaudaraan.
Dia berharap kunjungan Fransiskus ke Indonesia yang tertunda sejak 2020 akibat pandemi COVID-19, bisa menjadikan Indonesia sebagai agen persaudaraan kemanusiaan di Asia.
Sementara itu Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan Vatikan memiliki keinginan untuk belajar lebih banyak mengenai Islam di Indonesia.
“Karena Islam di Indonesia itu berbeda. Jadi itu menarik untuk saudara-saudara kita di Eropa, khususnya untuk Vatikan,” kata Suharyo.
Dia juga mengatakan Masjid Istiqlal dan Katedral Jakarta yang berdiri berdampingan adalah simbol kehidupan harmonis di Indonesia.
Suharyo menilai bahwa kunjungan Paus Fransiskus juga untuk menghargai dan mendorong agar persaudaraan untuk terus dirawat dan dikembangkan.
Dia mengatakan ada sekitar 60 uskup yang akan menyambut Paus Fransiskus, termasuk seorang uskup dari Australia dan 10 uskup dari negara-negara Asia.