Prabowo hadiri kongres PDIP pada tanggal 8—10 Agustus yang berlangsung di Bali.
Kehadiran Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Kongres PDI Perjuangan (PDIP) menunjukkan sinyal-sinyal akan adanya koalisi politik. Berikut ini sejumlah analisa dibalik Prabowo hadiri kongres PDIP di Bali.
Maksud Prabowo Hadiri Kongres PDIP
Berdasarkkan analisa yang dilakukan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, sebagaimana dilansir dari bisnis.com, Senin (5/8), menyatakan jika kehadiran Prabowo di Kongres PDIP merupakan sinyal Gerindra masuk dalam koalisi pemerintahan Jokowi.
Kehadiran Gerindra dalam koalisi adalah wujud dari “kabinet plus-plus” yang menjadi perbincangan politik pasca pemilu. Pangi menilai baik jika Jokowi, Prabowo dan Megawati, berperan sebagai power interplay yang menjadikan setiap kekuatan politik menjajaki satu sama lain.
Kekuatan politik tersebut diharapkan dapat membangun satu konsensus dalam rangka formasi pemerintahan yang dianggap bisa merepresentasikan kepentingan politiknya secara efektif, bekerja sama dan melakukan negosiasi untuk kepentingan bangsa.
Pangi berpendapat jika kehadiran Prabowo di Kongres PDIP adalah tanda yang jelas jika Gerindra bergabung ke dalam koalisi Jokowi, dirinya juga menjamin jika 70 persen kans Gerindra dapat bergabung.
Sebelumnya sebagaimana diketahui, Prabowo terlebih dahulu bertemu dengan Joko Widodo (Jokowi) dan setelahnya dengan Megawati Soekarno Putri. Berawal dari pertemuan tersebut, kemudian terjalin intensitas hingga kemunculan iso koalisi.
Kehadiran Gerindra, menurut Pangi, dianggap mampu memecah gelombong dominasi tokoh lingkaran dalam Jokowi, seperti Luhut Panjaitan, Hendropriyono, dan Surya Paloh.
Berkaitan dengan undangan kepada Prabowo untuk menghadiri kongres PDIP di Bali, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan jika undangan tersebut bukan untuk membahas soal koalisi.
“(Koalisi) Kan nanti diputuskan oleh Presiden. Tetapi, kan ruang dialog terus dibuka oleh PDI Perjuangan,” katanya, dilansir dari bisnsi.com, Jumat (2/8).
Hasto menyatakan jika pertemuan dengan Prabowo tidak dapat dimaknasi sebagai bagi-bagi kursi, bagi-bagi jabatan, atau kekuasaan. Pertemuan dengan Prabowo, menurut Hasto adalah salah satu cara membangun dialog lebih esensial daripada soal bagi-bagi kursi, jabatan, dan kekuasaan.
Melalui dialog, Hasto mempercayai jika masing-masing pihak dapat mencari titik temu atas berbagai perbedaan yang ada. Berkaitan dengan koalisi, Hasto menegaskan bahwa pembicaraan mengenai koalisi akan dilakukan Presiden Joko Widodo dengan para pimpinan partai politik.
“Itu nanti masih ada tahapan-tahapan. Tetapi, dari hasil kajian PDI Perjuangan, masyarajat juga perlu membangun harapan di antara pemimpin bertemu. Kan tradisi yang baik,” Imbuhnya.
Dikabarkan pula jika Prabowo bakal hadir memenuhi undangan dalam Kongres V PDI Perjuangan, di Hotel Inna Grand Bali Beach, 8-11 Agustus 2019. Jika memang benar Prabowo hadiri kongres PDIP, hal tersebut arah baru dalam politik Indonesia lima tahun ke depan.