Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Polemik Harga Pakan Jagung dan Peternak Ayam dalam Insiden Poster Protes di Blitar

Polemik Harga Pakan Jagung dan Peternak Ayam dalam Insiden Poster Protes di Blitar

Usman Mahendra
Usman Mahendra 15 September 2021 at 12:09pm

Dilansir dari blog.netray.id: Kunjungan Presiden Joko Widodo ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur diwarnai sebuah insiden kecil yang meramaikan publik dalam negeri. Seorang peternak ayam membentangkan poster kecil yang berisi permohonan bantuan karena merasa kesulitan membeli harga pakan ayam dari bahan jagung yang melambung tinggi. Buntut dari aksi ini, pihak berwajib sempat mengamankan peternak tersebut ke dalam mobil polisi untuk selanjutnya dibawa ke kantor polres setempat. Sedangkan Presiden dan rombongan tetap melanjutkan kegiatannya.

Warganet dengan cepat merespon isu ini melalui sejumlah obrolan di linimasa Twitter. Netray Media Monitoring menemukan setidaknya 8.658 tweet yang mengandung kata kunci peternak, poster, dan jokowi. Volume perbincangan, yang dipantau melalui jumlah impresi, berada pada angka 58 juta kali interaksi dalam bentuk reply, retweet, dan favorites. Sedangkan secara potensial, perbincangan ini dapat menjangkau lebih dari 30 juta akun Twitter berbahasa Indonesia.

Secara garis besar, warganet memiliki persepsi yang buruk terkait insiden aksi pembentangan poster yang berujung penangkapan ini. Terlihat dari sentimen tweet warganet yang menunjukan sebanyak 3.714 tweet terindeks memiliki sentimen negatif. Sedangkan tweet dengan sentimen positif hanya berjumlah 133 tweet saja. Sisanya adalah tweet bersentimen netral yang biasanya berasal dari akun media massa daring.

Melihat besarnya animo masyarakat, yang secara tersirat mengecam tindakan aparat karena dinilai berlebihan, Netray ingin menganalisis lebih dalam lagi bagaimana nalar yang mendasari keberpihakan warganet terhadap tuntutan peternak. Apakah isu yang disuarakan peternak memiliki korespondensi faktual atau hanya luapan emosi semata? Dan seperti apa gambaran lebih luas tentang wacana agraria yang menjadi fundamen atas insiden penangkapan ini? Simak pemaparan lebih lanjut Media Monitoring Netray di bawah ini.

Memantau Isu Harga Jagung di Media Massa Daring

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, terlebih dahulu Netray akan memantau bagaimana pemberitaan media massa daring kala mengemas isu tersebut. Selama periode pemantauan dari tanggal 4 September hingga 10 September 2021, ditemukan 143 berita yang mengandung kata kunci. Isu penangkapan seorang peternak yang membentangkan poster di saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Blitar hanya diterbitkan oleh 35 kantor berita daring saja.

Puncak pemberitaan terbanyak terjadi pada tanggal 8 September 2021 dengan total berita sejumlah 75 artikel. Netray juga mengumpulkan beberapa kata lain, di luar kata kunci pemantauan, yang paling kerap muncul dari seluruh berita. Kata dengan frekuensi kemunculan yang tinggi, ditunjukkan melalui grafik Word Cloud. Kata yang dimaksud antara lain adalah kata ayam, harga, jagung, dan beberapa kata lainnya. Kesimpulan sementara adalah protes peternak ayam tersebut terkait dengan fakta harga jagung yang digunakan untuk pakan.

Harga Pakan Jagung dan Biaya Produksi Peternak Ayam

Data dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, saat ini harga jagung sebagai bahan baku pakan unggas memang sedang mengalami kenaikan yang cukup drastis. Pada awal tahun 2021 saja, harga jagung dengan kadar air 15% tercatat sudah mencapai Rp 4.470 per kg. Padahal menurut acuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020, harga yang dipatok seharusnya hanya sebesar Rp 3.150 per kg. Dengan asumsi bahwa pembelian ayam ras dari peternak sebesar Rp 19 – 21 ribu per kg.

Yang tak terduga adalah harga jagung yang sudah tinggi ini malah terus merangkak naik. Lima bulan berselang, BKP mencatat bahwa harga jagung pakan ayam mencapai angka Rp 6.200 per kg pada bulan Mei 2021. Situasi ini tentu menyulitkan peternak yang sudah sangat berat untuk menaikkan harga jual, pasalnya akibat pandemi daya beli masyarakat juga melemah. Jika dipaksa menjual dengan harga yang tinggi guna menutup biaya produksi, dikhawatirkan masyarakat akan semakin enggan membeli ayam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-hari.

Pakan ternak adalah komponen paling vital bagi pelaku budidaya komoditas protein ini. Sebagai gambaran sederhana, untuk 1 ekor ayam dibutuhkan 1.520 gram pada usia 0-4 minggu dan 3.829 gram di usia finisher, atau 5-8 minggu. Apabila dikalikan dengan harga jagung pada bulan Mei 2021, maka peternak ayam harus mengeluarkan uang kira-kira sebesar Rp 33.500 hanya untuk biaya pakan saja. Sehingga tidak mungkin peternak mau menjual ayam mereka seharga asumsi pembelian yang ditetapkan oleh Permendag.

Alasan Harga Jagung Pakan Ternak Ayam Mahal

Mungkin saja ada banyak solusi untuk mengurai masalah ini, akan tetapi yang paling utama tentu dengan menurunkan harga pakan, dalam hal ini jagung, guna menekan biaya produksi. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa harga pakan jagung nasional melambung tinggi? Mengapa petani jagung “terpaksa” menjual komoditas mereka dengan harga yang tak diharapkan oleh peternak?

Netray menemukan setidaknya tiga alasan yang dihadapi petani jagung dalam negeri. Pertama adalah perbedaan waktu panen yang terjadi di beberapa kantong (enclave) petani jagung se-Indonesia. Alasan ini yang disampaikan Asosiasi Petani Jagung Indonesia ketika  terjadi kenaikan harga di bulan April-Mei tahun ini. Kedua adalah adanya monopoli yang dilakukan perusahaan pakan yang mengambil sebagian besar produksi petani sehingga peternak tidak kebagian. 

Dan terakhir adalah kebijakan impor jagung yang justru memberikan ilusi harga murah. Pemerintah menghentikan impor jagung karena harga di pasaran luar negeri juga sedang merangkak naik. Jadi ketika harus menggunakan produksi dalam negeri, harga komoditas jagung dalam negeri tidak bisa bersaing dengan produk impor. Kerap kali karena tata kelola produksi dalam negeri yang tidak mendukung.

Penutup

Kembali pada insiden poster peternak ayam di hadapan rombongan Presiden Joko Widodo yang mengharap bantuan agar pakan jagung balik normal lagi. Apa yang ia lakukan tak dapat dipungkiri mendapat dukungan baik dari sudut pandang pemberitaan maupun respons warganet. Pada dasarnya pemerintah diharapkan lebih proaktif dalam menanggapi masalah-masalah yang dihadapi rakyat hingga berbuah solusi yang mangkus. Kalau hanya menghalangi-halangi kebebasan berpendapat di ruang publik, itu namanya reaksioner.

Bagikan:
#Harga Jagung#media monitoring netray#pakan ayam#petani#Peternak Ayam#Poster#PRESIDEN JOKO WIDODO

Berita Terkait

    Kenapa Indonesia Perlu Energi Nuklir untuk Mendukung Industrialisasi?
    Berita Hari Ini

    Kenapa Indonesia Perlu Energi Nuklir untuk Mendukung Industrialisasi?

    Dalam menghadapi tantangan industrialisasi dan kebutuhan energi yang semakin meningkat, Indonesia harus mengeksplorasi lebih lanjut sumber energi yang dapat mendukung pertumbuhan industri dalam jangka panjang. Salah satu ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?
    Berita Hari Ini

    Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?

    Saiful Ardianto 01 Aug 2025 12:11
  • Energi Mineral Festival 2025: Rumah Besar bagi Ekosistem Energi Nasional?
    Berita Hari Ini

    Energi Mineral Festival 2025: Rumah Besar bagi Ekosistem Energi Nasional?

    Saiful Ardianto 31 Jul 2025 15:10
  • PLTA Kalla Group: Proyek Energi Terbarukan di Kerinci Bakal Segera Beroperasi?
    Berita Hari Ini

    PLTA Kalla Group: Proyek Energi Terbarukan di Kerinci Bakal Segera Beroperasi?

    Salah satu perusahaan besar di Indonesia, PLTA Kalla Group menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kerinci, Jambi, akan mulai beroperasi pada November 2025. Dengan kapasitas produksi ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS
    Berita Hari Ini

    Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS

    Saiful Ardianto 29 Jul 2025 11:03
  • Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
    Berita Hari Ini

    Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

    Saiful Ardianto 28 Jul 2025 14:46

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Desa di Papua: Program Listrik Pedesaan Harus Jadi Wujud Keadilan Energi
Berita Hari Ini

1

Desa di Papua: Program Listrik Pedesaan Harus Jadi Wujud Keadilan Energi

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
Berita Hari Ini

2

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

Desa di Papua: Program Listrik Pedesaan Harus Jadi Wujud Keadilan Energi
Berita Hari Ini

3

Desa di Papua: Program Listrik Pedesaan Harus Jadi Wujud Keadilan Energi

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
Berita Hari Ini

4

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

Produksi Listrik Terbarukan: Energi Murah dan Ramah Lingkungan
Berita Hari Ini

5

Produksi Listrik Terbarukan: Energi Murah dan Ramah Lingkungan

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up