Djawanews.com – PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Papua dan Papua Barat berhasil menyalurkan listrik ke dua sekolah di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) melalui inovasi SuperSUN, sebuah sistem pembangkit listrik tenaga surya mandiri.
Kedua sekolah tersebut yakni SD YPPK Teri di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, dan SD Inpres Abusa di Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
General Manager PLN UIW Papua dan Papua Barat, Diksi Erfani Umar mengatakan kondisi listrik di kedua sekolah ini sebelumnya sangat terbatas.
"Sebelumnya, kondisi kelistrikan di dua sekolah ini sangat terbatas," ujar Diksi di Jayapura, Antara, Minggu, 1 Juni.
Dia menjelaskan SD YPPK Teri sebelumnya hanya mengandalkan listrik tenaga surya rakitan warga. Sementara SD Inpres Abusa sama sekali belum pernah memiliki akses listrik sebelumnya.
SuperSUN yang dipasang di kedua sekolah ini terdiri dari sistem pembangkit listrik tenaga surya dengan spesifikasi daya 900 VA, dua panel surya berkapasitas masing-masing 350 WP, inverter 1.000 watt, serta baterai berkapasitas 2 kWh.
"Kombinasi komponen ini memastikan pasokan listrik yang stabil dan berkelanjutan, tidak hanya untuk kegiatan belajar mengajar, tapi juga dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar di malam hari," kata Diksi.
PLN menyebut, SuperSUN merupakan pembangkit individual berbasis tenaga surya dan penyimpanan baterai. Teknologi ini dirancang sebagai solusi listrik mandiri dan ramah lingkungan untuk daerah yang belum terjangkau jaringan listrik konvensional.
“Dengan adanya listrik, kami berharap proses belajar mengajar bisa berjalan lebih optimal dan kualitas pendidikan meningkat,” ujarnya.
Diksi menegaskan, kehadiran listrik di wilayah 3T merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mewujudkan pemerataan akses energi hingga ke pelosok negeri.