Djawanews.com – Dua perahu yang membawa migran dari Afrika sub-Sahara tenggelam di lepas pantai Tunisia saat mencoba menyeberangi Mediterania menuju Italia. Sedikitnya 29 migran tewas dalam insiden tersebut, penjaga pantai Tunisia mengatakan pada Hari Minggu, 26 Maret.
Secara terpisah, dalam empat hari terakhir, lima perahu migran tenggelam di lepas pantai Kota Sfax di bagian selatan, menyebabkan 67 orang hilang dan sembilan orang tewas, setelah terjadi peningkatan signifikan dalam jumlah perahu yang menuju ke Italia.
Tunisia diketahui telah 'mengambil alih' posisi Libya sebagai titik keberangkatan utama bagi orang-orang yang melarikan diri dari Afrika dan Timur Tengah, dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Eropa.
Houssem Jebabli, seorang pejabat senior di garda nasional mengatakan kepada Reuters, penjaga pantai Tunisia juga telah menyelamatkan 11 orang di lepas pantai Mahdia, lebih jauh ke utara, seperti dikutip 27 Maret.
Lebih jauh, pihak penjaga pantai mengatakan mereka telah menghentikan sekitar 80 kapal yang menuju Italia dalam empat hari terakhir dan menahan lebih dari 3.000 migran, sebagian besar dari negara-negara Afrika sub-Sahara.
Korban jiwa terbaru ini terjadi di tengah-tengah kampanye penangkapan oleh pihak berwenang Tunisia, terhadap orang-orang Afrika sub-Sahara yang tidak berdokumen.
Menurut data PBB, setidaknya 12.000 migran yang mencapai Italia tahun ini berlayar dari Tunisia, dibandingkan dengan 1.300 orang pada periode yang sama di tahun 2022.
Sedangkan menurut statistik Forum Tunisia untuk Hak-hak Sosial dan Ekonomi, penjaga pantai Tunisia mencegah lebih dari 14.000 migran yang berangkat dengan perahu selama tiga bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan 2.900 pada periode yang sama tahun lalu.
Kamis pekan lalu, penjaga pantai Italia mengatakan mereka telah menyelamatkan sekitar 750 migran dalam dua operasi di lepas pantai Italia selatan.
Berselang sehari kemudian, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan, Eropa berisiko melihat gelombang besar migran yang tiba di pantai-pantainya dari Afrika Utara, jika stabilitas keuangan di Tunisia tidak dijaga.
Terkait itu, PM Meloni meminta IMF dan beberapa negara untuk membantu Tunisia dengan cepat untuk menghindari keruntuhannya.