Djawanews.com – Satuan Tugas (Satgas) Gabungan TNI Angkatan Laut (AL) kembali menggagalkan penyelundupan benih bening lobster (BBL) atau benur sebanyak 284.692 ekor senilai Rp37 miliar. Penggagalan penyelundupan dilakukan di dua tempat yakni di Riau dan Bekasi Timur, Jawa Barat.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjelaskan benur yang diselundupkan itu diduga bakal dikirim ke Singapura dan Vietnam.
“Penyeludupan BBL ini modusnya hampir sama dengan penyeludupan narkoba. Jadi, jaringannya bisa terputus. Hanya korban-korban di lapangan itu saja yang bisa kami amankan,” kata Pangkoarmada dilansir ANTARA, Selasa, 6 Agustus.
Satgas Gabungan TNI AL bersama Tim Fleet One Quick Response (F1QR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai memulai penyisiran di beberapa tempat yang dicurigai menjadi jalur penyeludupan benur.
Hasilnya, tim gabungan itu pun memberhentikan satu truk yang mencurigakan saat kendaraan angkut itu melintas pada Selasa dini hari pukul 00.00 WIB di Jalan Lintas Teluk Meranti-Pulau Muda, Kabupaten Pelalawan, Riau.
Dari hasil pemeriksaan muatan, aparat dari TNI Angkatan Laut menemukan 50 boks stereofoam berisi 1.400 bungkus plastik benur. Total benur dalam muatan itu sebanyak 280.000 ekor, yang seluruhnya berjenis Benih Bening Lobster Pasir.
Dalam waktu yang tak jauh berbeda, Satgas Gabungan TNI AL juga menggagalkan penyeludupan benur yang diangkut kendaraan berjenis SUV yang membawa 4.692 ekor BBL berjenis pasir dan mutiara.
Pangkoarmada RI menegaskan TNI Angkatan Laut bakal terus membantu pemerintah mengawasi distribusi benur, termasuk menggagalkan upaya penyeludupan komoditas ekspor tersebut. Dia menyebut jajarannya di tiga armada TNI AL terus mewaspadai upaya penyeludupan yang kemungkinan bakal terus terjadi ke depan.
“Benur-benur ini (diduga) bakal dikirim ke luar negeri, diduga ke Singapura, dan ujung-ujungnya ke Vietnam. Jadi, (penyeludupan benur) dia loncat katak,” kata Laksdya Denih Hendrata.
Istilah loncat katak disebut Denih merujuk pada modus penyeludupan benur yang dijual dengan sistem putus sehingga jika ada sindikat yang mengatur aksi ilegal itu pun menjadi sulit diketahui. Oleh karena itu, Pangkoarmada RI meminta peran aktif masyarakat untuk ikut mengawasi dan melaporkan berbagai gerak-gerik yang mencurigakan di lingkungan sekitarnya.
Benur atau benih bening lobster merupakan salah satu komoditas ekspor bernilai tinggi, yang harga perkiraan ikannya (HPI) dapat mencapai Rp150.000-Rp200.000 per ekor. Dengan demikian, perkiraan kerugian negara yang berhasil diselamatkan dari 284.692 ekor benur yang diamankan TNI AL itu mencapai kurang lebih Rp37 miliar.