Memasuki awal musim hujan, warga Perumahan Royal Citayam Residence, Desa Citayam, Kecamatan Susukan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dihebohkan dengan teror ular kobra.
Ular berbisa ini berkeliaran di permukiman warga. Sampai saat ini, sudah ada 34 ekor anak kobra yang berhasil diamankan warga.
Kendati demikian, warga masih merasa resah akibat induk ular kobra dan sarangnya masih belum ditemukan. Jadi, ada kemungkinan teror ular kobra masih berlanjut, mengingat ular kobra dapat menghasilkan puluhan telur dalam sekali bertelur.
Peneliti reptil dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Amir Hamidy memberikan penjelasan mengapa ular kobra banyak berkeliaran di area permukiman warga.
Telur kobra menetas saat awal musim hujan
Amir menjelaskan, ada dua jenis ular kobra yang ada di Indonesia, antara lain Kobra Sumatera dan Kobra Jawa. Keduanya memiliki kemampuan menyemprotkan bisa melansir Detik.com.
“Kobra Sumatera banyak ditemukan di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan Kobra Jawa terdistribusi di Jawa, Bali, Lombok, Komodo, Rinca, Sumbawa, Flores,” ujar Amir melalui keterangan tertulis kepada Detik.com, Jumat (13/12/2019).
Ular kobra biasanya hidup di kawasan hutan yang terbuka, savana, area persawahan hingga pekarangan rumah. Ular ini dapat tumbuh hingga 1,8 meter.
Saat musim bertelur, kobra betina akan mencari tempat seperti lubang-lubang tanah atau bawah serasah daun kering yang lembab dan akan menetas dalam kurun waktu tiga sampai empat bulan.
Dalam sekali bertelur, kobra betina dapat menghasilkan sampai 20 butir telur.
“Awal musim penghujan merupakan waktu menetasnya telur ular. Ini merupakan siklus alami,” kata Amir.
Amir mengungkapkan, Kobra cenderung menyukai suhu ruangan yang hangat dan lembab untuk menetaskan telur-telurnya. Kemudian, telur-telur itu akan ditinggalkan dan dibiarkan menetas dengan sendirinya.
“Saat menetas, anakan kobra akan menyebar kemana-mana,” jelasnya.
Dia mengatakan, ular kobra dapat melumpuhkan mangsa hanya dengan satu kali gigitan. Kobra memiliki bisa yang dapat melumpuhkan sarat dan otot dalam waktu yang sangat singkat.
Anak ular kobra disebut Amir, juga sudah memiliki kelenjar bisa yang berbahaya.
Dia pun memberikan saran untuk menghindari masuknya kobra ke dalam rumah. Ia menganjurkan untuk menggunakan pembersih lantai dengan aroma menyengat. Sebab ular tidak suka bau tajam.
Selain itu, Amir mengimbau agar warga tidak meninggalkan sampah di rumah karena dapat mengundang tikus yang merupakan salah satu mangsa ular. Begitu pula dengan tumpukan barang di pekarangan, harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi tempat persembunyian ular.
Amir mengatakan, saat ini antidot kobra Jawa sudah banyak tersedia di Indonesia, sehingga masyarakat dapat mengecek ketersedian tersebut di rumah sakit terdekat. Jika ada yang digigit ular, maka penanganannya dapat mengikuti petunjuk dari WHO tentang Manajemen Kasus Gigitan Ular.