Djawanews.com – Polisi menangkap DT (79), pelaku penipuan jual beli tanah (mafia tanah) di kawasan Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Pelaku menjual sebidang tanah seluas 1.232 meter persegi sebanyak dua kali kepada orang yang berbeda.
"Tersangka menjual dua kali bidang tanah atas nama HL pada tahun 2013 kepada saksi E. Kemudian pada bulan Juni 2022, tersangka menjual kembali bidang tanah tersebut kepada saksi S," kata Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Siswo Tarigan melalui keterangannya pada Sabtu, 20 Agustus.
Pelaku mafia tanah mengatakan kepada korban bahwa surat tanah tersebut hilang. Dibuktikannya dengan surat keterangan hilang kepolisian pada tahun 2013. Siswo mengatakan kejadian bermula pada bulan Juni 2022, pelaku menawarkan bidang tanah tersebut kepada SG. Pelaku menawarkan harga sebesar Rp315 juta.
"Selanjutnya SG melakukan pengecekan lokasi bersama-sama dengan DT," ujarnya.
Setibanya di lokasi, telah berdiri sebuah rumah yang diakui oleh pelaku mafia tanah bahwa itu miliknya. Hingga akhirnya korban berminat membeli tanah tersebut. "Kemudian DT bersama SG langsung bersama-sama membuat pengikat jual beli di kantor notaris atas jual beli bidang tanah tersebut sampai dengan sertifikat pengganti selesai dibuat," tuturnya.
SG kemudian membayar uang Rp315 juta kepada pelaku. Namun, ternyata lokasi tanah tersebut telah dimiliki oleh H dan E. "SG meminta pertanggungjawaban kepada DT, akan tetapi tidak menemui kata sepakat sampai saat ini," paparnya.
Akibat perbuatannya, pelaku mafia tanah itu dikenakan Pasal 372 dan 378 KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 4 tahun, serta Pasal 266 KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.