Djawanews.com – Pakar telematikan dan informatika Roy Suryo dikabarkan akan dipolisikan terkait posting ulang meme stupa Borobudur mirip wajah Presiden Jokowi. Pendiri Generasi Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi), Lieus Sungkharisma menilai tindakan pelaporan tersebut tergesa-tergesa.
Bahkan Lieus Sungkharisma menyebut rencana yang diinisiasi Dharmapala Nusantara justru tidak mencerminkan ajaran Buddha yang welas asih dan pemaaf.
“Umat Buddha itu pemaaf dan welas asih. Karena itu dalam ajaran Buddha Mahayana dinyatakan di dalam setiap diri manusia ada Buddha,” ujar Lieus, dikutip dari rmol.id, Jumat 17 Juni.
Lieus mendorong umat Buddha untuk mengedepankan sikap pemaaf dan welas asih dalam setiap persoalan yang menyangkut agama Buddha.
“Maka, kalau ada masalah, apapun itu, yang diutamakan oleh penganut agama Buddha adalah klarifikasi terlebih dahulu. Bukan sebaliknya sehingga seolah-olah Buddha itu agama yang reaktif dan pemarah,” katanya.
Sebelumnya, pada Jumat (10/5) lalu, Roy Suryo menyinggung soal kenaikan harga tiket Candi Borobudur dengan menyertakan dua meme stupa Borobudur yang sudah diedit menjadi mirip wajah Presiden Jokowi. Roy sendiri sudah meminta maaf dan mengaku bukan dia yang membuat meme tersebut.
Menurut Lieus, sebenarnya tidak ada yang salah dari Roy Suryo. Apa yang dilakukan sebatas bentuk kritik dan sah-sah saja dilakukan.
Adapun menyangkut patung Buddha yang diberi wajah mirip Jokowi, sebagai umat Buddha Lieus sama sekali merasa tidak tersinggung. Lieus malah merasa terhormat karenanya.
“Agama Buddha bukan agama penyembah patung. Patung Buddha adalah sekadar sarana ibadah. Maka dalam konteks Candi Borobudur, yang harus dan wajib dihormati adalah Candi Borobudur-nya sebagai tempat suci umat Buddha. Bukan patungnya,” tegas Lieus.
“Lagian Presiden Jokowi aja tidak marah kok. Jadi persoalan seperti itu tak usahlah dibesar-besarkan. Lebih baik tabayyun. Klarifikasi. Toh mas Roy udah minta maaf,” tutupnya.