Djawanews.com – Mahkamah Konstitusi diduga mengubah substansi putusan perkaran nomor: 103/PUU-XX/2022 mngenai uji materi UU MK menjadi rujukan pencopotan Hakim Aswanto.
"Saya merasa ada yang janggal waktu menonton video sidang sama file putusan yang saya dapat dari MK kok ada yang beda," ungkap penggugat perkara nomor: 103/PUU-XX/2022, Zico Leonard Djagardo Simanjuntak, dikutip dari YouTube Konstitusionalis Tv, Minggu (29/1).
Zico mengatakan frasa "dengan demikian" sebagaimana yang diucapkan langsung hakim konstitusi telah diubah menjadi "ke depannya" dalam salinan putusan.
Detail perubahan dimaksud sebagai berikut:
Kalimat yang diucapkan hakim konstitusi Saldi Isra pada 23 November 2022 yaitu:
"Dengan demikian, pemberhentian hakim konstitusi sebelum habis masa jabatannya hanya dapat dilakukan karena alasan: mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang diajukan kepada ketua Mahkamah Konstitusi, sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus selama 3(tiga) bulan sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, serta diberhentikan tidak dengan hormat karena alasan sebagaimana termaktub dalam Pasal 23 ayat (2) UU MK..... dan seterusnya."
Sedangkan yang tertuang dalam salinan putusan di situs MK yaitu:
"Ke depan, pemberhentian hakim konstitusi sebelum habis masa jabatannya hanya dapat dilakukan karena alasan: mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang diajukan kepada ketua Mahkamah Konstitusi, sakit jasmani atau rohani secara terus-menerus selama 3(tiga) bulan sehingga tidak dapat menjalankan tugasnya yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, serta diberhentikan tidak dengan hormat karena alasan sebagaimana termaktub dalam Pasal 23 ayat (2) UU MK..... dan seterusnya."
Zico menilai perubahan tersebut mempunyai makna yang berbeda, terlebih putusan dibacakan MK beberapa jam setelah hakim konstitusi Aswanto diganti dengan Guntur Hamzah yang saat itu merupakan Sekretaris Jenderal MK.
Zico diketahui menggugat materi tersebut karena berkaitan dengan pencopotan Hakim Konstitusi Aswanto yang dilakukan oleh DPR.
"Makanya perubahan ini signifikan sekali dan sangat terang benderang ini kesengajaan bukan typo karena maknanya sangat berbeda," ucap Zico.
Atas dasar itu, Zico mengaku telah mengajukan kembali gugatan baru. Dia keberatan apa yang diucapkan dan ditulis berbeda. Secara paralel, dia mendesak agar Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang telah mati suri dibentuk kembali agar dapat mengusut dugaan perubahan substansi putusan dimaksud.
"Saya ajukan ulang supaya MKMK segera dibentuk, segera diusut siapa yang mengganti dan yang mengganti harus diberhentikan dengan tidak hormat," ucap Zico.
Dikonfirmasi terpisah, Juru Bicara MK Fajar Laksono belum bisa memberikan komentar lantaran pihaknya mengaku sedang mengkaji isu tersebut.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.