Djawanews.com – Ketua DPP PDI Perjuangan, Eriko Sotarduga melihat kemungkinan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Ia menyebut hal itu bisa terjadi jika elektabilitas salah satu totoh yang dicalonkan mencapai 40 persen.
"Saya kasih clue, siapa yang mendapatkan lebih dulu (elektabilitas 40 persen), ini batas psikologi, maka bisa saja perubahan ini mengubah bukan tidak mungkin mengerucut ke dua poros," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Jumat 14 Juli.
Meski begitu, peta politik saat ini masih memungkinkan terjadinya empat poros. Namun, jika sudah ada tokoh yang dicalonkan sebagai presiden elektabilitasnya menyentuh angka 40 persen, maka peta politik yang ada sekarang bisa berubah.
Sebab, partai politik yang berwenang mengusung pasangan capres-cawapres pastinya ingin menang. "Bukan tidak mungkin (hanya ada dua poros). Karena siapa yang mencalonkan harus partai politik, atau gabungan partai politik, ini kan tidak ada yang berkeinginan untuk tertinggal," kata Eriko.
Dia memprediksi, peta politik jelang Pemilu 2024 akan semakin jelas setelah bulan Agustus. Sebab pada saat itu, hampir seluruh partai politik sudah mulai menentukan sikapnya.
"Jadi saat ini bisa empat poros, tapi kalau dalam waktu Agustus ini nanti ada yang mendekati 40 atau melewati angka 40 persen, ini kemungkinan bisa menjadi dua poros. Tapi ini namanya prediksi, dugaan," kata Eriko.
Lebih lanjut, dia tak mau menduga-duga apakah peluang dua poros itu nantinya hanya diisi oleh bakal calon presiden (bacapres) dari PDIP Ganjar Pranowo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saja.
"Saya enggak mau menjawab itu kan enggak etis. Nanti biarlah waktu," katanya.
Sebagai informasi, hingga saat ini sudah ada dua tokoh yang resmi dideklarasikan oleh gabungan partai politk sebagai capres di Pilpres 2024.
Pertama yaitu mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diusung Partai NasDem, Partai Demokat, dan PKS. Kedua, ada nama Ganjar Pranowo yang diusung PDIP dan didukung PPP, Partai Hanura dan Perindo.
Sedangkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto baru sebatas didorong partainya sebagai capres dan mendapat restu dari PKB, namun benar-benar dideklarasikan oleh koalisinya.
Di sisi lain, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto masih berharap maju sebagai capres di Pilpres 2024.