Djawanews.com – Pasangan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir dinilai sebagai tokoh yang berpotensi untuk maju menjadi capres dan cawapres di Pilpres 2024. Dicky Pelupessy peneliti psikologi politik Universitas Indonesia menilai dari aspek psikologis dan kepribadian, pasangan capres dan cawapres.
Menurutnya pasangan yang nanti akan maju ke Pilpres 2024, harus menunjukan kecocokan. Sehingga calon pasangan tersebut dapat saling melengkapi. Sebagai seorang pemimpin politik, harus memiliki motif berkuasa dan menjadi pemenang.
“Masyarakat membutuhkan pemimpin yang tak sekadar memiliki motif berkuasa. Tetapi memiliki prestasi yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi pemenang agar dapat membangun ekonomi Nasional yang kuat. Pemimpin yang dibutuhkan masyarakat saat ini adalah yang mampu meninggalkan kepentingan pribadi dan golongannya. Untung mengutamakan kepentingan bersama sebagai bangsa,” jelas Dicky, baru-baru ini.
Untuk tokoh seperti Puan, hingga saat ini Dicky masih sulit menemukan prestasinya. Selama ini rekam jejak Puan lebih banyak di tataran elit partai. Memang Puan pernah menjabat sebagai eksekutif. Namun ketika ia menjabat Menko PMK, justru banyak kritik yang dilayangkan masyarakat.
“Sampai saat ini belum ada rekam jejak prestasi yang ditorehkan Puan. Sehingga sosok Puan belum bisa menjadi sosok yang dapat melengkapi Prabowo. Sosok Prabowo yang sangat kuat di politik harus diimbangi dengan sosok yang memiliki prestasi. Tujuannya agar bisa membawa Indonesia sebagai champion. Sehingga pasangan capres cawapres yang akan diusung parpol nanti ini harus memilih sosok yang lengkap,” kata Dicky.
Pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir dinilai Dicky sangat menarik. Gajar merupakan seorang politikus tulen yang membangun karir politiknya dari bawah hingga bisa meraih jabatan sebagai Gubernur Jawa Tengah.
Sementara Erick memulai karirnya dari pengusaha. Setelah sukses menjadi pengusaha, ia mulai masuk ke pemerintahan sebagai Meneg BUMN. Jika dilihat dari dua pasang capres dan cawapres, Dicky menilai kombinasi Ganjar Erick lebih lengkap dan dapat saling melengkapi. Ini karena 2 tokoh tersebut berasal dari latar belakang yang berbeda.
Pasangan ini bisa mencerminkan politik murni dan pengusaha yang masuk ke dunia politik. Terlebih lagi prestasi yang dimiliki Erick lebih lengkap jika dibanding dengan Puan. Baik sebagai pengusaha maupun sebagai Meneg BUMN.
“Prabowo Puan memang memiliki modal politik yang kuat. Kalau sama-sama kuat, harusnya saling melengkapi dan menguatkan. Bukan saling menegasikan. Apa lagi saat ini kinerja legislasi DPR yang rendah menjadi sorotan sebagian besar masyarakat. Tentu itu mempengaruhi citra Puan. Sementara pasangan Ganjar Pranowo dan Erick minim kapital politik. Namun pasangan ini memiliki prestasi. Tidak sekadar memiliki kapital politik,”papar Dicky.
Meski demikian, Dicky melihat pasangan capres cawapres saat ini masih 'cair'. Dengan dinamika yang ada, semua pasangan capres cawapres masih mungkin berubah. Termasuk bagaimana mesin partai akan bergerak.
Sehingga menurut Dicky masih banyak variabel yang dapat merubah pasangan capres dan cawapres. Termasuk mesin parpol. Menurut Dicky, saat adalah waktu yang tepat bagi para tokoh dan relawannya untuk terus mendongkrak elektabilitas.
“Masih ada waktu 2 tahun untuk menaikan elektabilitas. Buat apa memiliki pasangan yang kuat di atas kertas namun mesin pemenangannya tak optimal. Partai juga ingin menang dalam pileg dan Pilpres 2024,” tutup Dicky.
Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews dan akun Instagram Djawanews.