Djawanews.com - Pandemi membuat beban pekerjaan bisa jauh lebih berat. Tak terkecuali bagi seorang suami yang jadi tulang punggung keluarga.
Beban ini juga dirasakan oleh para PNS. Mereka diminta lebih sigap bahkan siaga 24 jam menghadapi pandemi.
Istri Gubernur Jawa Tengah, Atikoh Ganjar Pranowo berharap anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) bisa menjadi pendukung utama kerja suami. Istri, kata Penasihat DWP Provinsi Jawa Tengah, harus dapat menjadi support system agar suaminya bisa mengabdi kepada masyarakat.
Kata Atikoh, sekuat apa pun pria, tetap memerlukan dukungan dari pendamping hidupnya.
"Saat seperti sekarang, konsekuensinya beban kerja suami besar. Kita sebagai istri harus menjadi support system suami. Minimal, ketika kondisi di rumah tertangani, suami tidak perlu memikirkan hal-hal yang tidak esensial. Hal-hal remeh, cukup kita tangani dan jangan ada komplain," beber Atikoh Senin 2 Agustus 2021.
Ditambahkan, komunikasi dengan suami juga mesti terus dijaga. Eling lan ngelingke dilakukan untuk saling mengingatkan, terutama kedisiplinan penerapan protokol kesehatan. Termasuk, mengingatkan untuk memperhatikan asupan gizi dan kesehatan masing-masing. Tak hanya di lingkup keluaga inti, eling lan ngelingke ini juga diharapkan dilakukan pada saudara, tetangga, dan masyarakat.
"Tapi, mengingatkan kepada masyarakat harus menggunakan bahasa yang positif. Jangan menggurui,” ujarnya.
Atikoh juga mengajak anggota DWP untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Jika ada rezeki, mereka bisa membeli dagangan tetangga, teman, atau pedagang lainnya. Apa yang dibeli itu juga tidak harus dimanfaatkan sendiri, tapi bisa disumbangkan kepada orang yang membutuhkan.
"Hindari hoaks. Kita harus bisa memilah dan memilih informasi apa yang penting dan yang perlu diabaikan. Jangan sampai terjadi kecemasan atau panic attack, seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu, di mana gara-gara isu susu yang bisa memperkuat imun, masyarakat rebutan, berbondong-bondong membeli. Pakai logika, pemenuhan gizi tak hanya dipenuhi dari susu,” sorot Atikoh.
Tak kalah pentingnya, ibu satu anak ini menekankan agar para wanita harus kuat, bahagia, dan tetap berpikir positif. Jaga kesehatan selain dengan disiplin protokol kesehatan, juga aktif berolahraga, makan bergizi, menyalurkan hobi, dan berdoa.
"Jaga agar tetap waras, baik fisik maupun mental. Sehingga imun tetap kuat. Para istri, saatnya lebih banyak jadi sandaran suami. Tak hanya sebagai istri, tapi juga sebagai ibu. Doakan suami sehat, diberi kekuatan agar bisa memberi pelayanan bagi masyarakat. Wakafkan suami untuk masyarakat,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan penggiat literasi, Maman Suherman. Dia mengapresiasi gerakan eling lan ngelingke yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, untuk saling mengingatkan, saling membantu. Apalagi, di tengah kondisi negara ini yang sedang tidak baik-baik saja. Namun, dia percaya, selalu ada asa di tengah duka.
Menurutnya, the power of giving (kekuatan memberi) mesti kembali dibangkitkan. Tak hanya memberikan harta, tapi bisa menggerakkan pancaindera untuk berempati kepada masyarakat, menggerakkan Jogo Tonggo.
“Jangan-jangan saat ini kita diingatkan Tuhan karena anosmia sosial. Tidak punya rasa dengan tetangga, tidak punya empati. Seperti kita tahu, anosmia salah satu gejala Covid-19, di mana kita tidak bisa merasakan. Misalnya, kita memasak, baunya wangi, tapi tidak tahu ada tetangga yang kelaparan. Allah mengingatkan kita, nggak enak kan nggak punya rasa. Ayo bangkitkan lagi Jogo Tonggo,” sorotnya.