Dilansir dari blog.netray.id: Aksi seorang prajurit TNI AU menginjak kepala seorang warga sipil Papua mendapat kecaman dari berbagai kalangan. Aksi tersebut terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial Twitter. Diketahui peristiwa tersebut terjadi di Merauke pada Senin 26 Juli 2021. Kejadian itu pun menambah catatan panjang konflik masyarakat dengan aparat di Papua. Tak sampai di situ, hal ini juga kembali mencuatkan persoalan rasisme dan juga ketidakadilan HAM yang selama ini menjadi polemik dan tak ada habisnya. Media Monitoring Netray memantau perbincangan warganet terkait persoalan ini untuk melihat bagaimana respons warganet sejak 22 Juli 2021 sampai dengan 28 Juli 2021. Simak hasil pantauan Netray berikut.
Melalui Top Words di atas terlihat beberapa kosakata seperti, Papua, Rasis, Menginjak, Biadab, dan beberapa kosakata lainnya. Hal serupa juga ditemukan pada Issue Topic pantauan Netray. Beberapa kosakata tersebut berkaitan dengan pembahasan warganet dalam merespons persoalan ini. Kejadian yang terekam dalam video tersebut menunjukkan seorang prajurit yang sedang mengunci tangan warga sipil hingga tersungkur. Sedangkan satu prajurit lain menginjak kepala warga Papua tersebut. Aksi ini terekam dalam video berdurasi 1.20 menit dan viral di media sosial.
Sontak hal tersebut menjadi topik hangat perbincangan warganet hingga menjadi viral di media sosial. Hal ini dapat dilihat melalui jumlah tweets warganet terkait topik ini yang mencapai 16,4 ribu dengan didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Adapun jumlah impresi mencapai 23.5 juta dengan potensi jangkauan sebesar 109.7 juta. Sementara itu, berdasarkan grafik di atas dapat diketahui perbincangan mulai muncul dan meningkat secara signifikan sejak 27 Juli 2021 tepat sehari pasca peristiwa tersebut berlangsung dan terus memuncak hingga 28 Juli 2021.
Perbedaan Kronologis Hingga Gaungan Papuan Lives Matter
Setelah peristiwa tersebut meluas menjadi perbincangan hangat warganet pun menggaungkan tagar #PapuanLivesMatter. Hal ini terlihat melalui salah satu unggahan di atas dan kembali mengingatkan kita pada peristiwa hampir serupa, yakni kasus polisi AS yang membunuh George Floyd pada 2020 lalu. Tindakan aparat terhadap warga sipil tersebut dinilai sebagai tindakan yang arogan, terlebih diketahui bahwa warga Papua yang menjadi korban tersebut merupakan penyandang disabilitas. Namun sayangnya, kronologis kejadian tersebut belum dapat diketahui secara pasti karena terdapat perbedaan kronologis yang dilaporkan oleh masyarakat setempat dan oleh pihak TNI AU.
Mengetahui hal ini Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pun marah besar. Dilansir dari laman news.detik.com kemarahan orang nomor satu di institusi militer ini tak berhenti hanya pada dua oknum prajurit tetapi juga dua komandan di Pangkalan Udara (Lanud) Johanes Abraham (JA) Dimara turut terkena imbasnya. Ia memerintahkan KSAU (Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo) untuk mencopot Komandan Lanud (Danlanud) dan Komandan Satuan Polisi Militernya (Dansatpom)-nya. Ia menilai kepala satuan tersebut tidak dapat membina anggotanya. Sementara itu, dua prajurit TNI yang dinilai tak peka memperlakukan penyandang disabilitas Serda A dan Praka V saat ini telah berstatus sebagai tersangka kasus kekerasan dan ditahan.
Aksi Arogansi Oknum TNI AU dan Kutukan Keras Warganet
Aksi yang dinilai arogan tersebut menuai kutukan keras dari warganet. Tak sampai disitu, aksi tersebut juga dinilai berbahaya dan biadab. Warganet menganggap persoalan tersebut tak akan selesai sampai kedua oknum TNI AU diadili di pengadilan sipil. Terlebih menurut warganet peristiwa semacam ini telah berulang kali terjadi. Bahkan akun @NataliusPigai2 dalam unggahannya mengatakan persoalan rasisme tidak akan selesai kalau Menteri Risma juga tidak dihukum. Hal ini berkaitan dengan isu rasisme sebelumnya yang melibatkan sosok Mensos Tri Rismaharini. Bagaimana tidak? Hal ini terekam dalam sebuah video yang berisikan kemarahan Risma kepada ASN dan mengancam ASN tersebut untuk dipindahkan ke Papua. Sontak hal tersebut menjadi bulan-bulanan warganet. Baca selengkapnya dalam artikel Netray berjudul Kontroversi Pernyataan Bu Risma; ASN Lelet Pindah Kerja ke Papua.
Top Categories
Pada kategori Top Accounts terlihat akun @VictorcMambor, @VeronicaKoman, @Dennysiregar7, dan lain sebagainya masuk dalam kategori akun paling populer dalam perbincangan warganet. Pada kategori Top People terlihat nama Presiden Joko Widodo menjadi nama yang paling banyak disebut oleh warganet dalam membahas peristiwa ini. Selain itu, terlihat nama Menteri Risma yang juga menjadi sasaran warganet akibat pernyataannya yang menuai kontroversi.
Dalam membahas topik ini, Netray juga memantau akun @VeronicaKoman yang sosoknya kerap bersuara dan memperjuangkan keadilan HAM untuk masyarakat Papua. Namanya juga masuk dalam kategori Top People dan Top Account topik ini. Berdasarkan pantauan Netray terlihat beberapa unggahannya di Twitter yang bersuara untuk persoalan ini. Selain itu, dalam unggahannya ia juga mengingatkan peristiwa rasisme oleh oknum TNI yang terjadi pada 2019 hingga mengakibatkan kemarahan Papua meledak tidak satu pun berakhir dipenjara. Oleh karena itu, ia meminta oknum TNI AU tersebut diadili di pengadilan sipil.
Namun, apa yang ia suarakan tentu tidak mendapat respons yang baik dari warganet lainnya. Sebagian warganet terlihat membalas tweets tersebut dengan opini yang meragukan tindakan tersebut termasuk dalam tindakan rasisme. Tak sampai disitu, terlihat warganet lainnya justru mengkhawatirkan hal ini menjadi bahan gorengan isu yang bergulir liar dipublik dan justru dapat memperkeruh suasana.
Pada kategori Top Organizations terlihat TNI dan TNI AU menempati urutan teratas sebagai organisasi yang menjadi bahasan warganet. Hal ini tentu sesuai dengan topik yang menjadi perbincangan warganet dan peristiwa yang melibatkan TNI tersebut. Selain itu, terlihat beberapa media pemberitaan daring yang turut masuk dalam kategori tersebut dan juga organisasi Komnas HAM Papua. Sementara itu, pada kategori Top Complaints terlihat kata rasis menjadi keluhan yang mendominasi perbincangan warganet dan juga keluhan terkait hilangnya akun Victor Mambor yang diduga sebagai pengunggah video tersebut di media sosial pertama kali.
Aksi kedua oknum TNI AU yang menginjak kepala seorang warga Papua mengundang berbagai reaksi dari warganet. Warganet yang menyayangkan aksi tersebut pun mengutuk keras dan menilai perbuatan tersebut berbahaya untuk NKRI. Tak heran bila topik ini didominasi oleh tweets bersentimen negatif. Terlebih hal ini menambah catatan panjang ketegangan antara aparat dan masyarakat sipil Papua. Meski pihak TNI AU telah menyampaikan permintaan maaf dan menghukum kedua oknum TNI AU tersebut hal itu masih dinilai belum cukup oleh warganet.