Dilansir dari blog.netray.id: Topik perbincangan warganet Twitter seperti tidak ada habisnya. Baru-baru ini, tahlilan menjadi topik menarik yang mampu memantik perbincangan luas di linimasa Twitter. Sebuah tradisi yang mengakar di kalangan umat Muslim Indonesia ini secara sederhana dapat diartikan sebagai ritual mendoakan orang yang sudah meninggal dunia pada waktu-waktu tertentu.
Dari pemantauan Media Monitoring Netray sejumlah fakta menarik berhasil dihimpun. Pemantauan dilakukan selama sepekan yakni pada periode 16 Desember hingga 22 Desember 2022. Kata kunci yang digunakan untuk menyaring unggahan twit warganet adalah tahlil dan tahlilan. Simak pemaparannya di bawah ini.
Statistik Perbincangan Topik Tahlilan di Twitter
Sejak mencuat untuk pertama kalinya pada tanggal 18 Desember 2022, perbincangan tentang tradisi tahlilan menghasilkan 11.226 total twit dari warganet. Intensitas perbincangan meningkat tajam pada hari Selasa 20 Desember 2022 dan memuncak pada tanggal 21 Desember 2022 dengan jumlah 4.195 twit selama 24 jam.
Keesokan harinya, volume perbincangan mulai berangsur-angsur turun meskipun masih cukup tinggi, yakni di angka 1.891 twit. Hingga akhir periode pemantauan, intensitas perbincangan warganet terpantau tidak meningkat lagi.
Dari total twit unggahan di linimasa Twitter, Netray menemukan bahwa kuantitas impresi mencapai angka 3 juta dalam rupa reply, retweet, dan favorite. Perbincangan tersebut secara potensial dapat menjangkau 52,5 juta akun pengguna Twitter berbahasa Indonesia. Setidaknya perbincangan ini diikuti oleh 3.839 akun dengan profil yang terindeks sebagai laki-laki dan 895 akun dengan profil perempuan.
Secara garis besar, warganet cenderung membicarakan topik tahlilan dengan sentimen negatif melalui twit yang diunggah sebanyak 5.175 kali. Sedangkan 1.531 twit lainnya diunggah dengan kecenderungan sentimen positif.
Tahlilan Tak Wajib, Organisasi NU Jadi Sorotan Warganet
Sorotan utama perbincangan warganet dari topik tahlilan adalah wajib atau tidaknya menjalani adat/ ritual ini. Warganet membagikan pengalaman dan pandangan mereka terkait pelaksanaan tahlilan. Ada yang merasa bahwa adat tahlilan itu membebani masyarakat secara ekonomi. Ada pula yang melihat bahwa tidak ada aturan yang mengikat dari tahlilan, sehingga bukan sesuatu yang wajib dilaksanakan.
Perbincangan ini menaikkan sejumlah entitas seperti sosok orang/person dan entitas organisasi. Organisasi massa Islam Muhammadiyah terpantau cukup sering disebut dalam twit warganet. Keberadaanya dapat ditemukan dalam daftar kata yang paling banyak disebut oleh warganet di atas.
Akan tetapi jika ditelisik lebih jauh lagi justru organisasi massa Islam lain yakni Nahdlatul Ulama (NU) yang mendominasi perbincangan. NU hampir menjadi satu-satunya organisasi yang paling sering dikaitkan warganet dengan topik tahlilan. NU disebut sebanyak 1.373 kali sepanjang periode pemantauan.
Tingginya mention terhadap NU salah satunya karena twit dari akun @salima252lagi. Ketika intensitas topik tahlilan mulai merangkak naik pada tanggal 19 Desember 2022, ia membuat twit yang meminta petinggi NU untuk mengingatkan jamaahnya bahwa tradisi ini tidaklah wajib. Keberadaan tahlilan hanya akan memberatkan warga miskin yang ia sebut banyak yang merupakan warga nahdliyin.
Melalui twit tersebut akun @salima252lagi menjadi akun yang paling banyak mendapat mention dari warganet. @salima252lagi disebut sebanyak 997 kali selama sepekan pemantauan. Setelah akun tersebut terdapat akun @disyarinda yang mendapat penyebutan sebanyak 649 kali.
Nama Gus Baha menjadi entitas person non akun yang paling banyak di mention warganet selain dua akun sebelumnya. Yaitu sebanyak 602 kali penyebutan. Gus Baha mendapat mention karena pernyataannya sempat dikutip oleh akun @jas_hijau. @jas_hijau pun menjadi entitas person yang mendapat mention terbanyak ketiga karena disebut sebanyak 639 kali dan mendapat 4.128 impresi.
Meskipun akun @disyarinda tidak menjadi entitas person yang paling sering disebut warganet, akun ini justru menjadi akun yang meraup impresi tertinggi. Akun @salima252lagi malah tidak mendapat cukup banyak impresi. Melalui beberapa twit yang ia unggah, akun @disyarinda mengumpulkan setidaknya 8.262 impresi dari warganet.
Salah satu twit yang mendapat respon tinggi adalah saat ia menceritakan pengalaman keluarganya. Orang tuanya meminta untuk tidak mengadakan tahlilan ketika meninggal dunia karena akan membebani anak dan keluarga, cukup didoakan saat shalat saja.
Sedangkan akun yang memperoleh impresi terbanyak kedua adalah @TaufikDamas, yakni dengan 6.052 impresi. Berbeda dengan beberapa akun yang telah disebutkan sebelumnya, akun ini tidak tergolong akun yang mendapat mention terbanyak. Sebagai penceramah, Taufik Damas mengaku selalu menegaskan bahwa hukum tahlilan adalah boleh (mubah).
Simak analisis terkini dan mendalam lainnya di analysis.netray.id. Untuk melakukan pemantauan terhadap isu yang sedang berkembang sesuai kebutuhan secara real time dapat berlangganan atau menggunakan percobaan gratis di netray.id.
Editor: Winda Trilatifah