Djawanews.com – Ketua Relawan Jokowi Mania (JoMan) Immanuel Ebenezer atau Noel menegaskan pihaknya beralih mendukung ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto karena PDIP tak kunjung mengusung Ganjar Pranowo untuk maju pada Pilpres 2024.
Pernyataan tersebut menanggapi sindiran Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut perubahan dukungan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Ketum Gerindra Prabowo Subianto bagai 'pagi kedelai sore tempe'.
"Dia bilang tempe ya, kan emang kita ikutin PDIP. PDIP tidak nyalonin Mas Ganjar, Mas Ganjar juga tidak nyapres," ujar Noel melalui pesan singkat, Senin, 20 Februari.
Noel mengatakan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda signifikan bahwa Ganjar akan dicapreskan oleh PDIP ataupun mencapreskan diri. Karena itu, kata dia, tidak ada lagi dukungan ke Ganjar lantaran sudah berbeda ideologi.
"Karena memang faktanya sampai detik ini itu (Ganjar belum dicapreskan, red). Kecuali Mas Ganjar nyapres, lantas saya ke Mas Ganjar, terus saya keluar, nah itu mental tempe. Ini kan tidak, soal ideologi yang kita perjuangkan, perjuangan ideologis," kata Noel.
Noel menilai, Indonesia membutuhkan pemimpin yang punya keberanian dan tak bermental tempe. Kriteria itu, kata Noel, ada pada Ketum Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.
"Kita butuh pemimpin yang punya nyali, punya keberanian, dan itu Prabowo mentalnya bukan mental tempe, Pak Prabowo. Orangnya jujur Pak Prabowo itu, petarung tangguh dia," tegasnya.
Noel pun membalas sindiran Hasto yang menyebut sikap relawan Joman dengan perumpamaan "pagi kedelai sore tempe". Dia menyinggung sosok buronan KPK yang merupakan politikus PDIP, Harun Masiku.
"Kita nggak butuh pemimpin bermental korup. Jangan sampai nanti pagi Masiku siang Mas Hasto," kata Noel.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perubahan dukungan dari figur satu ke figur lain biasa di tingkatan relawan. Hal ini dikatakan Hasto menanggapi alih dukungan relawan Joman dari Ganjar ke Prabowo.
“Ya kalau di Jawa itu ada pagi kedelai, sore tempe. Biasa berubah-ubah,” kata Hasto di Lebak, Banten, Minggu, 19 Februari.
Menurut Hasto, hanyalah partai yang selalu kokoh dukungannya. "Hanya partai yang kokoh. Karena partai digerakkan oleh ideologi, platform, oleh sejarah dan oleh masa depan,” jelas Hasto.
Meski begitu, Hasto menegaskan, tak semua relawan bisa berubah-ubah. Menurutnya, ada sejumlah relawan yang juga tak pragmatis.
“Ada beberapa relawan, tidak semua, yang digerakkan oleh pragmatisme politik oleh pagi kedelai sore tempe tersebut,” pungkas Hasto.