Djawanews.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri mengungkapkan alasan dirinya menghindari wartawan dengan menutup wajah dengan tas hitam usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya pada Kamis, 16 November. Firli mengatakan ia juga manusia yang butuh waktu jeda.
"Saya sadar rekan-rekan menunggu. Dengan kesadaran bahwa saya adalah pejabat publik tapi saya juga manusia terkadang saya butuh waktu untuk jeda terutama di situasi yang saya anggap abnormal yang tidak bisa saya jelaskan saat itu," kata Firli dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin, 20 November.
Firli mengaku dirinya juga sempat tidak tidur jelang pemeriksaan tersebut. Klaimnya, dia ikut memantau operasi tangkap tangan (OTT) di Sorong, Papua Barat Daya.
Diketahui, dari operasi senyap itu komisi antirasuah menetapkan sejumlah tersangka terkait dugaan suap audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Barat Daya. Salah satunya adalah Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso.
"Itu adalah pengabdian kita sebagai anak bangsa," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Firli juga memamerkan kerjanya. Termasuk bagaimana setiap hari dia harus ada di kantornya dari mulai Senin hingga Jumat sejak pagi hingga 17.00 WIB.
"Dan lebih sering sampai malam hari dan tak jarang bernasib seperti rekan-rekan wartawan yang berada di sini hingga subuh seperti ketika tangkap tangan pejabat Bupati Sorong tanggal 13, 14, 15 November 2023," ujarnya.
"Saya prinsipnya dan kita sama-sama mendukung bahwa peristiwa hukum harus terang benderang. Itulah cara pandang yang saya dapatkan dari seluruh dosen saya, guru saya, dan pakar hukum," sambungnya.
Lebih lanjut, Firli mengatakan proses hukum sudah dia jalankan. "Saya tidak peduli bahwa saya Purnawirawan Komjen atau saya sebagai pimpinan lembaga KPK. Saya pertaruhkan untuk menjemput keadilan," ungkap eks Deputi Penindakan KPK era Ketua KPK Agus Rahardjo itu.
Diberitakan sebelumnya, Firli telah menjalani pemeriksaan kedua kalinya pada Kamis, 16 November. Usai diperiksa dia keluar salah satu gedung di lingkungan Bareskrim Polri sekitar pukul 14.36 WIB dan langsung naik ke dalam mobil hitam berpelat nomor polisi B 1917 TJQ.
Kemudian, Firli terlihat bersandar seperti berbaring dalam mobil dengan menurunkan sandaran kursi di belakangnya. Dia berusaha menutupi wajah dengan tas berwarna hitam.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Ade Safri Simanjuntak mengatakan ada 15 pertanyaan yang dilontarkan penyidik.
Tak disampaikan secara gamblang apa yang didalami penyidik dari belasan pertanyaan yang dilontarkan tersebut. Ade hanya menegaskan proses pemeriksaan untuk mendalami dugaan tindak pidana pemerasan dan atau penerimaan gratifikasi.