Dilansir dari blog.netray.id: Perbincangan terkait tweet salah satu netizen yang berandai-andai jika seluruh polisi di Indonesia diganti dengan satpam bank swasta terbesar di Indonesia kini menjadi kehebohan. Tak tanggung-tanggung bahkan tweet tersebut berhasil mengundang berbagai opini lain dari netizen hingga menduduki trending. Tweet bernada satire tersebut tak hanya berhasil menjadi trending topik namun juga menjadi perhatian khalayak yang turut bersuara terkait opini mereka terhadap institusi negara tersebut. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa warganet membandingkan kinerja institusi kepolisian dengan satpam BCA? dan seberapa besar atensi netizen menanggapi isu yang tengah berkembang ini?
Merespons hal ini, Netray sebagai media monitoring telah memantau perbincangan netizen terkait persoalan ini. Dengan menggunakan kata kunci satpam BCA, dan Polisi && Satpam BCA terlihat beberapa kosakata populer yang terjaring pada gambar di atas, seperti dibandingin, disamain, mengayomi, kritik, pelayanan, kinerja, tersinggung, dan beberapa kosa kata lainnya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan berbagai opini netizen yang turut bersuara merespons unggahan satire tersebut. Bahkan tak heran bila jumlah tweet terkait topik ini memiliki intensitas yang cukup besar. Hal ini dapat diamati melalui statistik berikut.
Melalui hasil monitoring Netray jumlah keseluruhan tweet netizen terkait topik ini mencapai 18.3 ribu sejak 13 Oktober 2021 sampai dengan 20 Oktober 2021. Dari total tersebut opini warganet didominasi bersentimen negatif dengan jumlah impresi mencapai 74.9 juta dan potensi jangkauan sebesar 91.7 juta. Jumlah tersebut menunjukkan unggahan opini bernada satire yang diawali oleh akun @fchkautsar berhasil meraih atensi yang cukup besar dari netizen. Tak heran bila namanya kemudian masuk dalam jajaran kategori Top Account dan Top People pantauan Netray.
Dari kedua kategori tersebut tampak pemiliki akun @fchkautsar yang bernama asli Fachrial Kautsar berhasil menempati urutan teratas kedua kategori tersebut. Akibat unggahan satire tersebut setidaknya Ia mendadak jadi akun viral yang diperbincangkan oleh netizen. Berikut awal mula tweet Fachrial Kautsar yang kemudian menjadi kontroversi.
“Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gaksih” siapa sangka kalimat tersebut hingga artikel ini ditulis berhasil di-retweet lebih dari 29 ribu kali dan disukai setidaknya lebih dari 102,193 pengguna Twitter. Tentunya bukan tanpa sebab kemunculan dari opini tersebut hingga berhasil menjadi viral. Agaknya hal ini berkaitan dengan korps Bhayangkara yang kini tengah menjadi sorotan masyarakat Indonesia. Seperti halnya beberapa kasus yang belakangan tersebar luas di masyarakat, mulai dari oknum kepolisian yang membanting mahasiswa di Kabupaten Tangerang, penghentian penyelidikan kekerasan seksual oleh Polres Luwu Timur, hingga perkara dugaan pelecehan seksual oleh Kapolsek terhadap seorang anak dari tersangka di Sulawesi Tengah.
Beberapa persoalan yang sempat menghebohkan masyarakat tersebut menjadi salah satu trigger munculnya opini netizen yang menilai kinerja dari pihak kepolisian RI. Menariknya, mengapa netizen membandingkan kinerja kepolisian dengan satpam BCA?
Banjir Kritik, Warganet Membandingkan Pelayanan Kepolisian dengan Satpam BCA
Keramahan dalam memberikan pelayanan dan membantu para customer agaknya menjadi poin utama dari kritik yang dilayangkan netizen hingga dibandingkan dengan pelayanan kepolisian RI. Hal ini memang menjadi sebuah pesan satire yang memuat kritik tajam dari masyarakat terhadap kinerja pihak kepolisian. Kritik terhadap kinerja kepolisian pun tentunya bukan hanya kali ini terjadi. Mengingat beberapa waktu lalu tagar #PercumaLaporPolisi bahkan sempat menduduki trending topik di Twitter.
Tampak melalui beberapa tweet di atas opini warganet yang memuat sindiran terhadap kepolisian RI. Sebagian Netizen merasa satpam BCA lebih mengayomi dan lebih baik dalam melayani masyarakat dibanding kepolisian RI. Hal ini menunjukkan masyarakat dapat mengapresiasi kinerja yang lebih baik dan dapat mengkritik institusi negara sekalipun jika dinilai kurang memuaskan. Namun sayangnya, akibat opini tersebut pemilik akun @fchkautsar justru menerima berbagai ancaman.
Pasca unggahan tersebut ramai Fachrial Kautsar mengaku menerima berbagai ancaman, baik melalui balasan tweet-nya maupun melalui dm. Ancaman secara personal oleh oknum yang menggunakan atribut institusi tersebut justru memberikan citra yang semakin buruk terhadap institusi negara tersebut. Dilansir melalui laman suara.com Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Peneliti KontraS Rivanlee Anandar mengatakan respons institusi mestinya harus dibedakan dengan respons personal. Ketika anggota kepolisian merespons secara personal dengan atribut kelembagaan, justru yang terlihat malah tidak profesional ketika harus mengeluarkan ancaman atau intimidasi nonverbal lainnya. Mestinya dipandang sebagai bentuk koreksi terhadap bentuk pelayanan, bukan ejekan terhadap institusi.
Berbeda halnya dengan kategori akun populer, bila diamati melalui jumlah tweet terkait topik ini akun @Ndrew110611 justru menempati urutan teratas. Dengan demikian Netray mencoba menelusuri melalui profile details terkait tweet yang diunggah oleh pemilik akun tersebut yang turut merespons topik polisi diganti satpam BCA. Berikut profile details pantauan Netray.
Bila diamati melalui beberapa tweetannya pemilik akun @Ndrew110611 tampak bersebrangan dengan opini kebanyakan warganet yang menyetujui opini @fchkautsar yang membandingkan satpam BCA dengan polisi. Hal ini tampak melalui tweet-nya yang meminta Fachrial Kautsar untuk meminta maaf kepada korps Bhayangkara. Tak hanya masuk dalam kategori akun yang paling banyak men-tweet-kan topik ini, akunnya juga tampak pada jaringan percakapan Netray.
Dari jaringan percakapan tersebut tampak akun @fchkautsar dan @Ndrew110611 menjadi akun yang paling banyak ditandai oleh warganet dalam perbincangan terkait topik ini. Tweet polisi diganti dengan satpam BCA tentunya menuai kontroversi yang melahirkan pro dan kontra di tengah masyarakat.
Meski demikian hal ini seharusnya dapat dianggap sebagai kritik keras masyarakat atas kinerja pihak kepolisian RI yang membutuhkan evaluasi. Pesan satire hingga kritikan pedas dari masyarakat tentu tidak serta merta hadir begitu saja melainkan didukung oleh berbagai latar belakang hingga melahirkan opini tersebut. Sebagai lembaga yang mengklaim diri tidak anti kritik tersebut seharusnya dapat menerima rapor merah dari masyarakat ini untuk berbenah dalam pelayanan hingga dapat mengayomi masyarakat dengan baik.
Demikian hasil analisis Netray, simak informasi terkini lainnya melalui laman berikut https://blog.netray.id/