Djawanews.com – Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, menjelaskan bahwa pemerintah akan menyesuaikan nilai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2021 bagi sekolah di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Menurutnya, hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah agar kualitas pendidikan di daerah 3T bisa mengejar ketertinggalannya.
“Tahun depan, kami akan prioritaskan kepada sekolah yang jumlah muridnya sedikit dan daerah-daerah terluar, terdepan dan terluar. Karena kasihan sekali dengan dana BOS yang kecil, sekolah itu tidak menerima yang banyak sekali. Padahal tentu ada biaya-biaya sekolah. Sekecil apa pun pasti ada biaya minimumnya,” terang Nadiem, dilansir laman Kemendikbud.
Ia juga mengatakan, sekolah yang telah mapan dan besar dana BOS-nya tak akan turun pada 2021. Akan tetapi, sekolah-sekolah yang maih tertinggal akan mengalami kenaikan yang drastis.
“Jadi kita akan pastikan, tidak ada dana BOS yang turun tapi untuk teman-teman kita di sekolah-sekolah kecil, daerah terluar, tertinggal itu akan meningkat secara dramatis. Itu adalah yang namanya pro afirmasi, pro rakyat yang membutuhkan. Itu yang sebenarnya,” papar Nadiem.
Ia menjelaskan, penggunaan dana BOS ada di tangan kepala sekolah. Dana tersebut, terangnya, bisa digunakan untuk berbagai hal, namun pelaporan harus transparan.
"Jadi dana BOS sekarang bisa digunakan untuk guru honorer, bisa digunakan untuk beli laptop, beli pulsa, bahkan untuk membantu ekonomi guru-guru honorer. Jadi mohon dimanfaatkan kemerdekaan kepala sekolah dalam mengelola dana BOS, tentunya dengan pelaporan yang harus transparan,” tutur Mendikbud.
Dapatkan berita terkini lain, baik lokal, nasional, maupun mancanegara, di rubrik berita hari ini Warta Harian Nasional Djawanews. Selain itu, ikuti pula Instagram @djawanescom agar tak ketinggalan info-info unik dan menarik yang lain.