Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, menanggapi rencana pemindahan ibu kota yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi.
Kepala Kantor Staf Kepresidenan, Moeldoko, ikut menghadiri dialog Nasional Pemindahan Ibu Kota Ke II. Acara tersebut digelar di Kantor Kementerian PPN/Bappenas pada Rabu (26/06). Dalam acara tersebut beberapa hal disampaikan terkait rencana pemindahan ibu kota baru nantinya. Salah satu yang disampaikan adalah mengenai alasan pemindahan.
Alasan pemindahan ibu kota didasarkan pada beberapa hal
Dikatakan dalam pertemuan tersebut, ada beberapa alasan yang menjadi dasar rencana pemindahan ibu kota. Mulai dari alasan ekonomi, pertahanan keamanan serta lingkungan hidup.
Kondisi lingkungan di pulau Jawa menjadi pokok bahasan pertama yang disampaikan. Dalam pertemuan tersebut, lingkungan DKI Jakarta tentu tidak luput dari pembahasan. Dikatakan bahwa DKI Jakarta saat ini sudah mengalami krisis air bersih. Selain itu, naiknya permukaan laut juga berpotensi mengikis daratan ibu kota negara tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro.
“Tekanan air bersih juga menjadi hal penting di pulau Jawa. Saat ini sudah jelas jika pulau Jawa krisis air. Krisis air terutama terjadi di Jakarta,” ujar Bambang Brodjonegoro.
Bambang juga menyinggung masalah ketahanan pangan. Dalam pembahasannya, Bambang mengatakan bahwa ketahanan pangan masih berpusat di pulau Jawa. Kondisi tersebut akan mengancam lahan pertanian dan pangan yang kemungkinan dijadikan pabrik atau keperluan lainnya. Pembangunan tersebut secara langsung mengancam ketahanan pangan Indonesia.
Pendapat juga disampaikan oleh Moeldoko. Moeldoko menyambut gembira rencana pemindahan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan. Ia menjelaskan bahwa wilayah Kalimantan memang berada di posisi tengah. Hal tersebut dianggap mencerminak corak Indonesia Sentris yang selama ini jadi arah pemerintahan Presiden Jokowi.
Moeldoko juga mengatakan, jika ibu kota berada di Kalimantan, maka kekuatan sistem pertahanan tidak hanya akan terpusat di pulau Jawa. Kekuatan juga akan berada di luar daerah Jakarta. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana menggeser kekuatan pertahanan ke Kalimantan.
“Kekuatan laut akan bagus jika digeser ke Kalimantan. Dari sisi infrastrukur perekonomian akan terlindungi dengan baik. Dan yang perlu diperhatikan adalah jika pemerintahan pindah ke Kalimantan, center of gravity nya tidak akan mudah,” ucap Moeldoko.
Pemindahan ibu kota, ucap Moeldoko menambahkan, jika dilihat dari sisi blokade, yang menjadi kelemahan bangsa ini adalah apabila terjadi blokade udara dan laut. Jika hal tersebut terjadi, maka Indonesia akan membutuhkan kekuatan udara dan laut yang semakin besar.
Dalam rencana pemindahan ibu kota, Moeldoko mengatakan bahwa ada empat syarat yang harus diperhatikan. Keempat syarat tersebut ditinjau dari segi pertahanan. Syarat tersebut yaitu kesiapan terhadap ancaman sumber daya nasional, anggaran, teknologi, dan kondisi geografis. Calon ibu kota baru nanti juga harus siap menghadapi dua jenis ancaman. Ancaman tradisional dan ancaman non tradidisional.