Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Menyampaikan Kabar ‘Kita Tenggelam’ Akibat Krisis Iklim

Menyampaikan Kabar ‘Kita Tenggelam’ Akibat Krisis Iklim

Usman Mahendra
Usman Mahendra 21 September 2021 at 12:28pm

Dilansir dari blog.netray.id: Tenggelam menjadi ancaman sejumlah kota pesisir di Indonesia. Bukan tanpa sebab, krisis iklim menjadi salah satu ancaman serius yang kini telah menjadi nyata. Meningkatnya permukaan air laut, abrasi, perubahan iklim, dan menurunnya permukaan tanah menjadi beberapa faktor penyebab utama ancaman tersebut. Kabar ini sebenarnya telah lama berhembus, bahkan hasil penelitian telah menyampaikan prediksi kenaikan muka air laut yang dapat menenggelamkan kota/kabupaten pesisir di Indonesia dalam beberapa dekade mendatang. Namun sayangnya, tidak semua masyarakat memiliki kesadaran dan khawatir akan hal ini. Gerakan peduli lingkungan, nol emisi, dan regulasi pemerintah menjadi salah satu upaya untuk menghambat dampak buruk dari krisis iklim tersebut. Menghimpun data dari berbagai sumber, Media Monitoring Netray menyampaikan kabar buruk ini kepada para pembaca. Berikut hasil pantauan Netray.

Dilansir melalui platform media sosial Instagram milik Greenpeace Indonesia kabar buruk krisis iklim kembali disiarkan. Kali ini mereka menyampaikan beberapa kota di Indonesia yang terancam akan terendam di tahun 2050 mendatang. Beberapa di antaranya ialah Banjarmasin, Jakarta, Tanjungpinang, Palembang, Padang, Pontianak, dan Gorontalo. Naiknya permukaan air laut dan turunnya permukaan tanah menjadi perpaduan paling apik yang mengancam kota-kota pesisir Indonesia. Dikabarkan, sebanyak 199 kabupaten/kota pesisir di Indonesia bakal terkena banjir rob tahunan pada 2050. Sekitar 118.000 hektar wilayah akan terendam air laut dan ada 8,6 juta warga terdampak. Dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp 1.576 triliun.

Ibukota Jakarta juga tidak dapat terhindarkan dari ancaman yang akan merendam sejumlah wilayahnya. Seperti ditunjukkan pada data di atas 17% wilayah Jakarta akan berada di bawah permukaan laut pada 2030 yang menyebabkan 1,8 juta masyarakat terdampak. Akibatnya, banjir akan merendam sejumlah bangunan tempat tinggal, bangunan komersial, Monumen Nasional, hingga Balai Kota. Bahkan kerugian ekonomi akibat hal ini ditaksir akan mencapai 983 triliun.

Sementara itu, dihimpun melalui laman Lokadata terlihat beberapa data statistik terkait bencana banjir yang paling sering terjadi di Indonesia. Dari kesepuluh provinsi tersebut dua di antaranya menjadi daftar wilayah yang masuk dalam kategori terancam akan terendam di 2050 mendatang, yaitu DKI Jakarta dan Sumatera Barat. Selain itu, dapat diamati sejak tahun 2015 sampai dengan 2021 intensitas bencana banjir terbesar terjadi pada tahun lalu, yakni 2020 sebanyak 1,138 dan pada 2021 tercatat sebanyak 481 kali hingga pada September 2021. Jumlah tersebut belum menjadi jumlah akhir sebab Indonesia baru saja memasuki musim penghujan di tahun ini.

Krisis Iklim Menjadi Ancaman Nyata

Ancaman krisis iklim yang perlahan kini menjadi nyata membuat sebagian masyarakat mulai menyadari pentingnya memperbaiki kualitas hidup. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa regulasi pemerintah seharusnya dapat menjadi salah satu faktor utama untuk perbaikan kondisi alam. Penambangan fosil, pembangunan yang tidak kontekstual, pembabatan hutan, dan berbagai hal lainnya seharusnya menjadi fokus utama agar pemerintah memperhatikan regulasi terkait hal ini.

Untuk dapat menyebarluaskan kabar terkait ‘kita tenggelam’ akibat krisis iklim, Netray melakukan pemantauan terkait pemberitaan media daring dan perbincangan warganet terkait topik ini. Netray melakukan pemantauan sejak 17 Agustus 2021 sampai dengan 15 September 2021 dengan menggunakan beberapa kata kunci, yakni krisis iklim, kota tenggelam, dan kota terancam.

Berdasarkan pantauan Netray ditemukan total tweets 1,828 yang didominasi oleh sentimen negatif. Adapun impresi warganet mencapai 532,8 ribu dengan potensi jangkauan akun sebanyak 50.7 juta. Sementara itu, pada media pemberitaan daring ditemukan sebanyak 306 artikel terkait yang hanya berasal dari 71 portal media pemberitaan daring. Adapun Top Categories pada topik ini didominasi oleh kategori seputar bencana dan pemerintahan.

  • Peak Time Twitter
  • Peak Time News

Pada peaktime kedua lini pantauan Netray, terlihat intensitas kemunculan perbincangan terkait topik ini selama periode pantauan. Melalui sebaran grafik tersebut terlihat baik perbincangan maupun pembahasan media pemberitaan daring terkait krisis iklim hampir muncul setiap harinya. Lalu siapa sajakah aktor media sosial dan portal yang paling banyak memperbincangkan topik ini?

Pada kategori Top Accounts terlihat @LiongkyTan menjadi akun paling populer pada topik ini, melalui akunnya ia menyindir terkait konsumsi listrik di negara maju yang dinilai lebih boros daripada negara dunia ketiga. Diikuti oleh beberapa akun lainnya, seperti @GreenpeaceID dan @mardiasih. Sementara itu, pada kategori Top Portal terlihat IDN Times menempati urutan teratas dengan menerbitkan 19 artikel terkait krisis iklim dan diikuti oleh beberapa portal media pemberitaan lainnya.

krisis iklim

Sementara itu, pada Top Locations tampak sejumlah wilayah yang menjadi lokasi utama pembahasan media daring. Tingginya intensitas tersebut dapat diamati melalui ketebalan warna yang menunjukkan semakin tebal warna biru pada gambar maka semakin tinggi intensitas pemberitaan terkait topik krisis iklim di lokasi tersebut. Beberapa di antaranya seperti, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan Timur. Beberapa lokasi tersebut juga masuk dalam kategori wilayah dengan kejadian banjir terbanyak. Berikut beberapa artikel terkait titik lokasi pemberitaan terbanyak dengan topik krisis iklim.

Melalui artikel pemberitaan di atas tampak kabar banjir dari beberapa lokasi. Terjadinya bencana tersebut juga didukung oleh berbagai faktor lain, seperti rendahnya serapan akibat hutan yang dibabat hingga perubahan cuaca yang ekstrem. Hal ini menjadi dampak nyata dari krisis iklim yang tengah kita hadapi. Akibatnya bahkan akan semakin mengerikan bila setiap manusia tidak mengambil langkah untuk menjaga lingkungannya.

Pada Issues Report Twitter terlihat beberapa isu yang mendominasi perbincangan warganet terkait topik ini, seperti kota, tenggelam, terancam, punah, pemerintah, dan berbagai isu lainnya. Dilansir melalui laman greenpeace.org dalam satu artikelnya mengatakan bahwa dalam Laporan Kelompok Kerja 1 IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) memperlihatkan kontribusi aktivitas manusia sangat besar dalam perubahan iklim. Itulah sebabnya mengambil langkah ambisius diperlukan sesegera mungkin demi mencegah berbagai dampak buruk dari krisis iklim. Lalu seperti apakah respons warganet menanggapi persoalan ini?

Kabar mengenai akan tenggelamnya Ibukota DKI Jakarta tentu telah lama terdengar. Dengan sejumlah penelitian yang telah dilakukan hal ini pun kini menjadi semakin nyata dan bukan tidak mungkin pada tahun 2050 Ibukota akan menjadi kota yang terendam. Salah satu pencegahannya tentu dengan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi dan berakibat pada semakin buruknya krisis iklim di masa mendatang. Dukungan untuk tindakan pencegahan ini salah satunya disuarakan oleh akun @GreenpeaceID yang menyuarakan dukungannya pada Bupati Sorong dalam membela hak-hak masyarakat adat untuk menjaga hutan di Papua.

Selain itu, warganet juga beropini terkait krisis iklim yang dinilai juga sebagai permasalahan sistem. Oleh karena itu, menindak tegas korporasi perusak lingkungan, mengontrol laju produksi-konsumsi dan distribusi kekayaan yang adil dan merata menjadi salah satu solusinya. Itulah sebabnya pemerintah sebagai pembuat regulasi berperan aktif untuk menjaga keseimbangan alam bukan justru membuat pembangunan bersifat tidak berkelanjutan, terlebih mengatasnamakan investasi.

Melalui beberapa tweets di atas justru tampak keraguan warganet akan komitmen pemerintah dalam mengambil langkah serius untuk mencegah berbagai dampak buruk dari krisis iklim. Keraguan tersebut salah satunya disebabkan oleh berbagai regulasi dari pemerintah yang justru memperparah kerusakan alam Indonesia. Seperti halnya, pembangunan di pulau Komodo yang menjadi kontroversi beberapa waktu lalu dan mendapat kritik keras dari berbagai aktivis lingkungan dunia. Tak hanya itu, penggunaan batubara yang menyumbang emisi gas rumah kaca masih menjadi pemasok utama sumber energi di Indonesia. Itulah sebabnya skema energi nasional dinilai berputar seperti lingkaran setan.

Bila pemerintah tidak segera mengambil langkah serius dalam memperbaiki dan menjaga keseimbangan alam bukan tidak mungkin dampak dari krisis iklim di masa mendatang akan semakin parah. Hal ini justru bukan suatu isu melainkan hal yang nyata. Itulah sebabnya peringatan akan krisis iklim semakin keras digaungkan agar tak hanya pemerintah namun juga masyarakat dapat mengambil peran aktif dalam menjaga keseimbangan alam.

Demikian hasil pantauan Netray, simak analisis lainnya melalui https://blog.netray.id/

Bagikan:
#ancaman krisis iklim#BANJIR#Jakarta Tenggelam#kota kota tenggelam#krisis iklim#media monitoring netray

Berita Terkait

    Dishub DKI Bakal Ajukan Tambahan Subsidi hingga Rp400 Miliar untuk Transjakarta
    Berita Hari Ini

    Dishub DKI Bakal Ajukan Tambahan Subsidi hingga Rp400 Miliar untuk Transjakarta

    Djawanews.com – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta berencana mengajukan penambahan alokasi anggaran public service obligation (PSO) untuk subsidi transportasi PT Transjakarta hingga ratusan miliar rupiah pada tahun ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • AS Lanjutkan Penerbitan Visa Mahasiswa Internasional, Wajib Buka Akses Media Sosial
    Berita Hari Ini

    AS Lanjutkan Penerbitan Visa Mahasiswa Internasional, Wajib Buka Akses Media Sosial

    MS Hadi 22 Jun 2025 11:35
  • Atap Bocor, DPRD Bali Pindah Sidang Paripurna ke Kantor Gubernur Koster hingga Akhir 2025
    Berita Hari Ini

    Atap Bocor, DPRD Bali Pindah Sidang Paripurna ke Kantor Gubernur Koster hingga Akhir 2025

    MS Hadi 22 Jun 2025 07:13
  • Penerima MBG di Tangsel Diberi Bahan Mentah, BGN Klarifikasi
    Berita Hari Ini

    Penerima MBG di Tangsel Diberi Bahan Mentah, BGN Klarifikasi

    Djawanews.com – Kepala BGN, Dadan Hindayana angkat bicara soal penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG) dalam bentuk bahan mentah di Tangerang Selatan, Banten, yang ramai dibicarakan di ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Taman Budaya Bali Indah di Polandia Resmi Dibuka
    Berita Hari Ini

    Taman Budaya Bali Indah di Polandia Resmi Dibuka

    MS Hadi 21 Jun 2025 13:02
  • Pramono Ancam Pecat Sopir Mikrotrans yang Berkendara Ugal-ugalan
    Berita Hari Ini

    Pramono Ancam Pecat Sopir Mikrotrans yang Berkendara Ugal-ugalan

    MS Hadi 21 Jun 2025 11:30

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Penjelasan Fadli Zon usai Dikritik soal Kekerasan Seksual Mei 1998
Berita Hari Ini

1

Penjelasan Fadli Zon usai Dikritik soal Kekerasan Seksual Mei 1998

Wamendagri: Penetuan Batas Wilayah Menimbang Fakta Historis, Politis dan Sosial Budaya
Berita Hari Ini

2

Wamendagri: Penetuan Batas Wilayah Menimbang Fakta Historis, Politis dan Sosial Budaya

Puan: Pemerintah Harus Memastikan Keselamatan WNI di Tengah Konflik Iran-Israel
Berita Hari Ini

3

Puan: Pemerintah Harus Memastikan Keselamatan WNI di Tengah Konflik Iran-Israel

Sejoli Mesum di Taman Langsat, Pramono: Ditertibkan, Bukan Taman 24 Jam yang Disetop
Berita Hari Ini

4

Sejoli Mesum di Taman Langsat, Pramono: Ditertibkan, Bukan Taman 24 Jam yang Disetop

Trump Pertimbangkan Perluasan Pembatasan Perjalanan ke 36 Negara Tambahan
Berita Hari Ini

5

Trump Pertimbangkan Perluasan Pembatasan Perjalanan ke 36 Negara Tambahan

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up